Title: LOOK AT ME, jebal!
Author: jaejonghyun
Cast :
- Lee Taemin
- Taemin’s omma
Genre: sad-ending story, family
Declaimer: ceritanya punya saya dan ini hanyalah khayalan semata, taeminnya punya saya karena taemin adalah saudara kembar saya. Tapi kalo reader mau saya juga bisa berbagi taemin :p
FF ini telah mendapat hak publikasi dari author masing-masing agar dapat ditampilkan di Taemin Forever Isi di luar tanggung jawab pihak Taemin Forever ***
Happy reading
***
“Omma”
Yang diajak bicara tak menjawab melangkah pergi, meninggalkan rumah.
Yang mengajak bicara menghela nafas kecewa, “Sebegitu tak berhagakah aku?”
***
Wanita itu berkali-kali menegak isi gelasnya, red wine. Tak dihiraukannya pandangannya yang mulai tak focus. Hatinya sakit, teriris tak ada yang tahu atau peduli mungkin.
Kemudian berjalan sempoyongan keluar menuju lift. Membuka sebuah kamar suit di lantai teratas hotel itu. Bukan hal yang sulit bagi seorang pengusaha sukses sepertinya mendapatkan segalanya, tapi kenapa dia tak pernah bahagia?
Merebahkan tubuh berharap lenyap semua, tapi makin menghimpit. Melepas semua baju berjalan menenggelamkan diri dalam bath up. Semua pertanyaan memenuhi kepalanya, kenapa dia ditinggalkan? Kenapa? Tak pernah menemukan jawaban, karena dia pergi tanpa mengucap apapun.
Muncul lagi di permukaan mengambil sebanyak-banyaknya oxygen, mengisi rongga dada nya yang terasa sesak. Sekarang ingatannya berputar kembali, sakit pun dirasakannya lagi.
“Kenapa kau tinggalkanku? 17 tahun berlalu tp rasanya tak berubah, tetap sakit yang sama”
***
Dia berjalan menatap kosong, kakinya berhenti. Berhenti didepan sebuah taman kanak-kanak, dia tersenyum.
“Aku……..”
Kata-katanya tak pernah keluar tercekat dalam tenggorokan. Hatinya sakit melihat anak-anak lain bahagia, tapi dia tak pernah. Gadis yang berada di sebelahnya terlihat bingung.
“Oppa gwenchama?”
Tak menjawab terus melangkah, yang bertanya tak ambil pusing mengikuti sambil terus memeluk lengannya.
***
Taemin meremas tangannya berkali-kali sebelum akhirnya memutuskan untuk turun dari kamarnya. Dilihatnya wanita itu masih ada di meja makan menghadap segelas kopi. Pakaiannya sangat modis seperti biasa, kau tak kan menyangka wanita itu telah memiliki seoranga anak berusia 17 tahun.
Ragu, tapi kemudian memantapkan diri mendekat.
“Omma”
Diajak bicara tak menjawab membereskan isi tasnya beranjak pergi.
“Omma…………..jawab aku”
Lagi-lagi, tak ada jawaban.
“Omma” panggilnya lagi tak menyerah.
Yang di panggil tetap tak bergemi, menatap kosong gelas kopi didepannya.
Helaan nafas berat terdengar kemudian menjawab, “Apa mau mu”
“Minggu depan…..upacara kelulusan, bisakah kau datang?”
“Aku sibuk” jawab wanita itu dingin, berdiri akan pergi.
Taemin diam meremas tangan nya lagi.
“Kenapa?” Tanya nya kemudian
Wanita itu berhenti, menanti.
“Kenapa kau lakukan ini padaku?”
“Apakah aku benar anakmu?” lanjutnya
“Apa maksudmu?”
“Kumohon anggap aku ada, aku bukan udara kosong didepanmu”
“Untuk apa?” nada nya dingin, tak bergairah.
Hatinya sakit mendengar perkataan itu keluar dari mulut ibunya sendiri.
“Selama ini……..apa artinya aku untuk mu? Tak adakah? “
Dia diam, “……….Mungkin” jawabnya kemudian.
“Tatap aku, aku tak peduli kau tak menganggap ku tapi ku mohon tatap aku bagaimana pun aku anakmu. Sekalipun…….sekalipun kau tak pernah menatap mataku bila kau bicara padaku…..kenapa?”
Diam,,,,,,,,,,,,semuanya diam. Taemin menatap tajam punggung wanita didepannya, berusaha keras menahan air matanya.
Setelah sekian lama diam, “Untuk apa? Untuk menyiksaku?”
“…………………”
“Untuk apa ku harus menatapmu? Bila itu akan menyakiti hatiku, huh?”
Air mata telah mengalir, wanita itu berbalik menatap taemin.
“Inikah yang kau inginkan? Melihatku lemah, menangis didepanmu? Tak bisakah kau diam, berhenti bicara padaku?”
“…………………”
Air mata terus mengalir dipipi wanita cantik itu, tak peduli riasan wajahnya rusak.
“Apa salahku? Kenapa begitu berat, sebegitu besarkah kau membenciku, anakmu…..”
Sebelum berakhir, wanita itu memotongnya.
“Bila bisa memilih, aku tak kan mau, untuk apa? Bila setiap melihat wajahmu mu aku selalu mengingatnya, bila berada di dekatmu aku bisa mencium baunya, bila melihat kau menatapku aku merasa dia melihatku, karena setiap ada kau aku selalu mengingatnya, untuk apa kau? Untuk apa, menyakitiku? Membuatku hancur perlahan? Dia pergi meninggalkan ku, karena siapa? Dia meninggalkanku, menyakitiku, menyiksaku bila mengingatnya. Kenapa kau memiliki semua yang dia miliki? Mata itu, hidung itu, mulut itu, kenapa?”
“………………”
“Dan sekarang kau menuntutku untuk menginngat semuanya, kau bilang aku tak peduli padamu? Lalu apakah kau peduli padaku? egois”
Setelah sekian lama diam, akhirnya buka mulut.
“Jadi semua ini salahku?”
Suaranya bergetar, menahan air mata.
“Menurutmu?”
“Kenapa kau membiarkanku hidup? Kenapa kau membuatku ada? Kenapa kau melakukan nya bila kau tak pernah sedikitpun menginginkanku?”
“Aku sudah melakukannya, tapi kau tak mau pergi. Berkali-kali”
Pandangan wanita itu kosong menatap taemin.
“Bila aku pergi, apakah kau akan bahagia?”
“……………………”
“Jawablah! Bila aku pergi, akankah kau bahagia?” Teriak Taemin frustasi
Wanita itu tak menjawab merogoh tasnya mengambil kaca mata memakainya kemudian melangkah meniju pintu. Langkahnya berhenti menahan pintu.
“Mungkin”
Blam, pintu pun tertutup.
***
Namja itu berdiri tegak diantara besi pembatas lantai teratas sebuah gedung pencakar langit.
Pandangannya kosong, penuh kesedihan.
Perlahan makin menepi.
Dirogohnya saku celananya mengambil hand phone.
Menekan tombol speed dial nomor 1.
Didekatkan handphone ke telinganya.
Nada sambung terdengar.
Tapi yang di seberang tak kunjung menjawab.
Maaf nomor yang anda hubungi sedang sibuk.
Silahkan meninggalkan pesan setelah bunyi bib……..
“Omma, ini aku taemin………………., ma….af…………….maaf kan aku, selama ini mengecewakanmu. Sejak kecil aku selalu bertanya-tanya kenapa kau tak pernah menganggapku, terimakasih kau sudah menjelaskan padaku. Tau kah kau aku selalu ingin membuatmu bahagia tapi selama ini aku malah menyiksamu, maafkan aku. Aku harap setelah ini kau akan bahagia…………………………………….. saranghamnida omma…………”
Tombol merah di tekan, sambungan telephone terputus.
Tak lama berselang bunyi keras menghantam aspal terdengar, disusul teriakan ketakutan.
***
-END-
0 ♥♥♥:
Post a Comment
Your comment is just like oxygen!