Genre : Romance , Sad
Cast : Lala Kwon
- Lee Taemin
- Park EunLa
- Kim Heechul
FF ini telah mendapat hak publikasi dari author masing-masing agar dapat ditampilkan di Taemin Forever Isi di luar tanggung jawab pihak Taemin Forever ---------------------------------------------------------------------------------------
"Minnie-ahh.."
Yeoja itu memanggil nama kecilku dengan riang sambil memelukku dari belakang.
"Chagiya. Ahh, bogoshipo yo." Aku mengelus lembut tangannya yang bergelayut di leherku. "Kemari, duduklah di sampingku."
Aku langsung menggeser dudukku dan mempersilahkan dirinya untuk duduk di sampingku. Dia duduk disampingku, memeluk pinggangku dan menyandarkan kepalanya di dadaku. Aku yakin dia bisa mendengar detupan jantungku yang tidak beraturan.
"Bagaimana kuliahmu hari ini??"
"Membosankan."
"Eh?? Wae??"
"Tidak ada kau di kelasku."
"Kau ini. Aku sudah ada disampingmu sekarang. Otte?? Kau sudah tidak bosan kan??"
"Emm. Aku sangat bahagia. Karena kau chagiya."
"Saranghae.."
"Nado saranghae. Chagiya, kkaja kita pulang. Aku laparr."
"Ne, kkaja."
Yeoja itu adalah yeoja chinguku. Yeoja chingu yang sangat aku sayangi. Setelah ibuku tentunya. Dia sangat manis. Aku mencintainya sejak awal aku melihatnya. Memang tidak ada yang special dari penampilannya, sama seperti yeoja lainnya. Tapi dia adalah yeoja yang ceria dan bisa membuat hatiku menjadi berdebar tidak menentu saat aku dengannya. Jeongmal. Aku sangat mencintainya. Sangat.
Drrrt. Drrrt. Drrt.
"Yoboseyo."
"..."
"Wae appa??"
"..."
"Emm, ne arrasseo."
"Nuguya??"
"Eh? Nae appa. Dia ingin aku menemuinya. Katanya ada sesuatu hal yang penting."
"Oh, kalau begitu cepat habiskan makanannya. Jangan membuat appa mu menunggu."
"Ne. Emm. Lala-ahh."
"Ne??"
"Aku ingin memperkenalkan kau dengan orang tuaku."
"Mwo?? Bukankah mereka sudah mengenalku?? Begitupun denganku."
"Anii. Aku ingin. Ingin melamarmu."
"Mwo?? Minnie-ahh. Jinchayo??"
"Ne. Kau mau kan??"
"Emm. Tentu chagiya."
"Jincha?? Jeongmal haengbokhe. Gomawo lala-ahh. Saranghae. Aku akan mengatakannya pada appa nanti."
"Emm. Ne"
Setelah mengatarkan Lala sampai depan rumahnya aku langsung melajukan mobilku menuju kantor appa. Aku yakin appa pasti akan setuju mendengarnya. Eomma juga. Dia sudah lama mengenal Lala. Dan aku yakin dia akan menyutujui keputusanku dan mendukungku.
Aku sudah sampai di kantor appa. Aku menekan tombol 8, lift menutup dan mengantarku ke lantai 8. Kantor appa.
Aku membuka pintu kantor appa. Entah mengapa perasaanku menjadi tidak enak. Jantungku terus berdegup kencang. Nafasku juga menjadi agak sesak. Apa yang terjadi padaku. Perasaan apa ini.
"Annyeong appa."
"Taemin. Ada sesuatu yang ingin sampaikan padamu. Kabar gembira."
"Jinchayo?? Whoaa banyak sekali kabar gembira hari ini. Aku juga punya kabar gembira untuk appa."
"Ehm. Appa ingin kau menikah." Appa menginginkan aku menikah. Pas sekali. Aku yakin pasti appa merestuiku dengan lala. "Dengan anak teman bisnis appa." Mwo?? Apa maksud appa??
"Appa, kau. Maksudmu??"
"Appa mau menjodohkanmu dengan anak teman bisnis appa. Dia anak yang baik. Appa yakin kau akan menyukainya. Kau mau kan??"
"Tapi appa, aku.."
"Lalu, apa kabar baik yang mau kau beritahu padaku??"
"Aku mau menikah, tapi.."
"Baguss. Berarti ini sudah fix. Appa akan membicarakannya pada teman appa tersebut."
"Appa aku ingin menikah, tapi bukan dengan"
"Sudahlah taemin, appa sibuk. Appa pergi meeting dulu."
Apa maksud appa?? Appa menjodohkanku?? Dengan anak temannya yang bahkan belum aku kenal sama sekali. Melihatnya pun aku tidak pernah. Andwaee. Aku tidak mau, aku hanya mau menikah dengan orang yang aku cintai. Aku hanya mau menikah dengan Lala.
"Lala-ahh, mengapa malam-malam begini kau mengajakku bertemu??"
"Ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu."
"Mwo?? Apa itu??"
"Aku ingin kita putus. Aku tidak mau bersamamu. Aku sudah bosan."
"Tapi, kita akan menikah. Kau juga setuju akan menikah denganku. Mengapa kau menjadi berubah seperti ini. Chagiya, aku mohon jangan bercanda."
"Anii. Aku tidak bercanda. Aku serius, Taemin. Aku ingin kita putus."
"Kalau aku tidak mau?? Mengapa kau diam?? Apa kau benar tidak mencintaiku lagi??"
"Ne. Aku tidak mencintaimu lagi. Bahkan aku tidak pernah mencintaimu. Selama ini aku hanya memanfaatkanmu."
Omo, apa ini?? Apa benar segala hal yang dikatakan lala?? Dia tidak mencintaiku?? Bahkan tidak pernah sedikitpun??
"Lala-aah, tatap mataku. Katakan, apa benar kau tidak mencintaiku??" Aku menarik wajah Lala hingga matanya bertemu dengan mataku.
"Ne!! Aku tidak mencintaimu. Sedikit pun. Arra??"
Bagai terkena petir. Hatiku sakit sekali. Apa ini. Apa Tuhan tidak menyayangiku lagi hingga memberiku cobaan seperti ini??
Lala langsung pergi, meninggalkan aku di taman ini sendirian. Meninggalkanku tanpa mengatakan suatu kata apapun. Mengapa dia tega berkata seperti itu?? Dia bilang tidak pernah mencintaiku?? Apa itu benar dari dasar hatinya?? Lala-aah. Aku mohon kembalilah.
-------------------------------------------------------
Hari ini adalah hari pernikahanku. Aku sudah tidak dapat memikirkan sesuatu apapun lagi. Yang aku inginkan sekarang adalah kematian. Aku ingin mati, ingin pergi dari dunia ini.
"Adeul, apakah kau sudah siap??" Eomma masuk ke ruangan yang disediakan untuk perngantin pria.
"Eomma. Eomma, aku tidak mencintainya. Aku, bagaimana bisa aku akan bahagia dengannya."
"Taemin, cinta bisa kau pupuk saat kalian sudah menjalani pernikahan nanti. Percayalah pada eomma."
TOK TOK
"Annyeong"
Seorang wanita yang aku kenal memasuki ruangan tersebut. Itu. Lala. Apa yang dia lakukan di sini.
"Annyeong Taemin. Lama tidak bertemu. Annyeong ahjumma."
"Annyeong. Enng, sepertinya kalian butuh ruang privasi. Eomma akan meninggalkanmu."
Eomma pergi dari ruangan ini. Sekarang tinggal aku dan Lala. Lala hanya menundukkan kepalanya. Suasana hening sesaat hingga akhirnya dia menatapku. Wajahnya. Ada apa dengan wajahnya. Mengapa sangat pucat. Sangat berbeda dari terakhir kali saat aku bertemu dengannya.
"Lala-aah, wajahmu mengapa sangat pucat."
"Anii. Aku baik-baik saja. Eng, chukkae. Akhirnya kau menikah. Chukkae."
"Lala-ahh. Aku mohon. Aku hanya mencintaimu. Aku tidak mencintai wanita itu. Aku hanya ingin menikah denganmu. Hanya denganmu."
BRAK
Tiba-tiba ada yang mendobrak pintu. Appa. Appa yang membuka pintu dengan keras. Dia tampak sangat marah. Aku rasa dia mendengar apa yang aku katakan.
"Taemin!! Apa maksudmu!! Kau sudah mau menikah!!"
"Appa. Jebal. Aku tidak mau. Aku hanya mau menikah dengan yeoja aku cintai, Lala. Lala, kau mau kan menikah denganku??"
"Taemin."
"Lala aku mohon." Aku bersimpuh di hadapan Lala, mengenggam erat kedua tangannya. Tapi dia hanya terdiam. Dan, air matanya menetes, membuat wajahmya nampak makin pucat.
"Shirruh. Aku tidak mau. Aku sudah katakan, aku tidak mencintaimu!!! Tidak pernah!!! Menikahlah dengannya. Turuti perkataan appamu. Aku yakin kau akan bahagia."
Hatiku sangat sakit mendengarnya. Turuti kata appa mu!! Apa benar kau tidak pernah mencintaiku??
Dia pergi keluar dari ruangan ini. Meninggalkanku yang mulai meneteskan air mata. Kau ingin aku menuruti kata-kata appa?? Baiklah, aku akan menikahi Eunla. Demi kau, demi kau Lala
"Ajusshi..."
"Ah, Ara. Kkaja kita pulang."
"Mengapa ajusshi yang menjemputku?? Kemana appa??"
"Appa mu sedang sibuk, jadi ajusshi yang menjemputmu. Bagaimana sekolahmu hari ini??"
"Menyenangkan. Ada guru baru yang mengajariku."
"Eh?? Jincha?? Nuguya??"
"Dia yeoja. Namanya Lala."
Aku langsung terpaku mendengar nama itu kembali tersebut. Nama orang yang sudah aku lupakan 3 bulan terakhir ini. Hari ini, nama itu kembali tersebut dan membuat perasaan yang aku lupakan kembali hadir.
"Ajusshi, gwenchana??"
"Eh?? Em, gwenchana. Kkaja kita pulang."
Sepanjang jalan aku hanya memikirkan nama yang tadi disebut Ara. Lala. Apa benar dia Lala yang dulu dan sampai sekarang masih aku cintai. Aku sungguh ingin bertemu dengannya.
Aku kembali ke sekolah tempat Ara belajar. Aku menunggu di luar berharap akan bertemu dengan Lala.
"Annyeong. Apa anda sedang menunggu murid di sini??"
"Anii, aku hanya saja.." Kata-kataku langsung terhenti saat sadar siapa yang meyapaku. Lala. Dia benar Lala.
"Lala-ahh."
"Taemin. Apa yang sedang kau lakukan di sini??"
"Menemuimu."
"Mworago?? Kau sudah menikah, pulanglah. Istrimu menunggumu di rumah."
"Anii. Aku tidak menikah. Hari itu aku tidak jadi menikah. Appa membatalkannya."
"Jinchayo??"
"Ne. Lala-aah. Sampai sekarang aku masih mencintaimu."
"..."
"Lala-aah, mengapa kau diam?? Apa benar kau tidak mencintaiku??"
"..."
"Jadi benar. Kalau begitu sudah tidak ada alasan untukku bertahan hidup di dunia ini."
"Taemin-aah, apa maksud perkataanmu??"
"Kau adalah satu-satunya alasan untukku hidup di dunia ini, tapi jika kau tidak mencintaiku. Aku tidak bisa bertahan lagi. Aku mohon kau jujur denganku, apa kau tidak pernah mencintaiku??"
"Taemin. Uljima. Jebal."
"Lala-ahh," entah dari mana asalnya ku menteskan air mataku.
"Taemin-aah. Sejak kapan kau menjadi lemah seperti ini??"
"Kau, kau yang membuatku seperti ini. Jebal, katakan yang sejujurnya."
"Ne, aku memang mencintaimu. Tapi kita tidak mungkin bersama. Aku bukan yeoja yang cocok untukmu."
"Siapa yang mengatakannya. Aku mencintaimu, kau pun juga. Hanya itu yang kita perlukan. Hanya Tuhan yang tahu apa kita cocok. Bukan orang lain." Aku memeluknya. Aku memang menangis. Tapi ini tangisan bahagia, karena pertanyaanku selama telah terjawab. Pertanyaan apa sebenarnya Lala mencintaiku apa tidak. Walaupun aku berbohong, aku tetap merasa bahagia dan lega saat ini.
"Taemin-aah, apa kau ada di rumah??"
"Ne, wae??"
"Anii, aku sedang membuat kue. Aku antarkan ke rumahmu ya nanti."
"Anii, andwaee."
"Mwo?? Minnie-ahh, wae??"
"Anii. Aku saja yang ke rumahmu sekarang. Aku sedang tidak ada kegiatan."
"Emm, ne arrachi. Aku akan menunggumu."
Author POV
"Nuguya??"
"Nae chingu."
"Jinchayo?? Tapi mengapa wajahmu terlihat sangat bahagia setelah menerima telpon itu?? Akhir-akhir ini kau juga tampak berbeda."
"Anii. Tidak ada yang berubah dariku. Aku mau pergi."
"Yak!! Taemin!! Taemin!!"
TOK TOk TOK
Lala segera bergegas lari ke depan dan membukakan pintu. Seperti dugaannya. Yang datang adalah kekasihnya, Taemin.
"Minnie-ahh. Cepat sekali kau datang. Kue nya belum selesai aku hias."
"Jincha?? Kalau begitu kita hias bersama."
Mereka menuju dapur dan menghias kue bersama. Terkadang Taemin dengan jailnya mengolesi krim ke wajah Lala. Begitu juga sebaliknya.
"Yak! Minnie-ah. Kau membuat wajahku kotor."
"Hehe. Kau lebih cantik dengan krim seperti itu di wajahmu. Haha. Sini, aku bersihkan wajahmu."
Taemin membersihkan krim yang menempel di wajah Lala dengan tissue. Tapi tiba-tiba ada seseorang yang memasuki rumah Lala secara paksa.
"Nu. Nuguya??" Tanya Lala terbata-bata karena terkejut.
"EunLa. Mwo haeyo??"
"Bawa taemin pulang." Perintah Eunla pada body guard yang dia bawa.
"Andwae!! Eunla, apa yang kau lakukan?? Lepaskan."
"Yak!! Kau!! Yeoja tidak tahu diri!! Apa kau tidak tahu Taemin adalah suamiku!!"
"Mwo?? Taemin, kau. Kau membohongiku??"
PLAK
Eunla menampar Lala sampai ia tersungkur di lantai.
"Jauhi suamiku. Jauhi keluargaku!! Aku tidak akan pernah mengijinkan kau menyentuh taeminku!!"
"Mwo?? Taeminmu?? Suamimu??"
"Ne!! Taemin adalah suamiku!!"
"Mwo?? Tapi.."
"Kkaja, kita pulang!!"
Lala menangis tersungkur mendengar kenyataan itu. Selama ini Taemin membohonginya. Tiba-tiba Lala merasakan sakit yang sangat di kepalanya, dan semuanya menjadi gelap.
"Eunla!! Apa yang kau lakukan!! Kau melukainya!!"
"TAEMIN!! Tidakkah kau memikirkan perasaanku?? Aku juga terluka!! Aku mencoba bersabar menghadapimu selama ini!! TAPI APA??? Kau berselingkuh di belakangku!! Serendah itukah kau??"
Taemin dan Eunla bertengkar hebat malam itu. Tidak hanya mereka yang terlibat orang tua mereka pun ikut terlibat. Sampai akhirnya Taemin memutuskan untuk mengakhiri pernikahan mereka.
"Annyeong, apa ini rumah Lee Taemin??"
"Ne, aku Lee Taemin, siapa kau??"
"Aku Kim Heechul, dokter pribadi Lala. Aku hanya ingin memberikan ini padamu." Heechul menyerahkan selembar surat pada Taemin. Taemin langsung membacanya dan terisak.
"Katakan padaku, dimana Lala??"
"Lala, sudah meninggal. Dia sudah tidak ada lagi."
"Mwo??"
"Lala terserang penyakit kanker otak stadium akhir. Dia sudah menderita penyakit itu cukup lama. Dia hanya berpesan memberikan surat ini padamu."
Taemin hanya terdiam terpaku mendengar penjelasan dari Heechul. Secepat itukah Lala meninggalkannya. Lalu bagaimana dengannya sekarang.
"Oh ya, Lala bilang. Dia tidak akan pernah tersenyum di surga jika kau tidak mengabulkan permohonannya. Aku mohon kabulkanlah, jebal."
"Ne, aku akan berusaha."
Taemin POV
"Nuguya??"
"Kim Heechul."
"Mwo?? Temanmu??"
"Emm."
"Baiklah, cepat kita ke pengadilan. Itukan yang kau mau. Berpisah denganku secepat mungkin."
"Shirruh."
"Mwo??"
"EunLa mianhee. Aku tidak mau kita bercerai."
"Taemin-aah, apa yang kau katakan??"
"Aku tidak mau membuat orang yang aku sayang terluka lagi."
"Tapi kau tidak mencintaiku, bukankah itu akan membuatmu tidak nyaman??"
"Ajari aku, ajari aku untuk mencintaimu."
"Emm, ne."
Aku memeluk erat eunla. Lala-ahh, bisakah kau melihatku sekarang?? Aku memeluknya, aku tidak menyia-nyiakannya. Dan aku sudah berjanji akan berusaha mencintainya. Sekarang kau. Tepati janjimu. Tersenyumlah di surga sana.
FIN
Yeoja itu memanggil nama kecilku dengan riang sambil memelukku dari belakang.
"Chagiya. Ahh, bogoshipo yo." Aku mengelus lembut tangannya yang bergelayut di leherku. "Kemari, duduklah di sampingku."
Aku langsung menggeser dudukku dan mempersilahkan dirinya untuk duduk di sampingku. Dia duduk disampingku, memeluk pinggangku dan menyandarkan kepalanya di dadaku. Aku yakin dia bisa mendengar detupan jantungku yang tidak beraturan.
"Bagaimana kuliahmu hari ini??"
"Membosankan."
"Eh?? Wae??"
"Tidak ada kau di kelasku."
"Kau ini. Aku sudah ada disampingmu sekarang. Otte?? Kau sudah tidak bosan kan??"
"Emm. Aku sangat bahagia. Karena kau chagiya."
"Saranghae.."
"Nado saranghae. Chagiya, kkaja kita pulang. Aku laparr."
"Ne, kkaja."
Yeoja itu adalah yeoja chinguku. Yeoja chingu yang sangat aku sayangi. Setelah ibuku tentunya. Dia sangat manis. Aku mencintainya sejak awal aku melihatnya. Memang tidak ada yang special dari penampilannya, sama seperti yeoja lainnya. Tapi dia adalah yeoja yang ceria dan bisa membuat hatiku menjadi berdebar tidak menentu saat aku dengannya. Jeongmal. Aku sangat mencintainya. Sangat.
Drrrt. Drrrt. Drrt.
"Yoboseyo."
"..."
"Wae appa??"
"..."
"Emm, ne arrasseo."
"Nuguya??"
"Eh? Nae appa. Dia ingin aku menemuinya. Katanya ada sesuatu hal yang penting."
"Oh, kalau begitu cepat habiskan makanannya. Jangan membuat appa mu menunggu."
"Ne. Emm. Lala-ahh."
"Ne??"
"Aku ingin memperkenalkan kau dengan orang tuaku."
"Mwo?? Bukankah mereka sudah mengenalku?? Begitupun denganku."
"Anii. Aku ingin. Ingin melamarmu."
"Mwo?? Minnie-ahh. Jinchayo??"
"Ne. Kau mau kan??"
"Emm. Tentu chagiya."
"Jincha?? Jeongmal haengbokhe. Gomawo lala-ahh. Saranghae. Aku akan mengatakannya pada appa nanti."
"Emm. Ne"
Setelah mengatarkan Lala sampai depan rumahnya aku langsung melajukan mobilku menuju kantor appa. Aku yakin appa pasti akan setuju mendengarnya. Eomma juga. Dia sudah lama mengenal Lala. Dan aku yakin dia akan menyutujui keputusanku dan mendukungku.
Aku sudah sampai di kantor appa. Aku menekan tombol 8, lift menutup dan mengantarku ke lantai 8. Kantor appa.
Aku membuka pintu kantor appa. Entah mengapa perasaanku menjadi tidak enak. Jantungku terus berdegup kencang. Nafasku juga menjadi agak sesak. Apa yang terjadi padaku. Perasaan apa ini.
"Annyeong appa."
"Taemin. Ada sesuatu yang ingin sampaikan padamu. Kabar gembira."
"Jinchayo?? Whoaa banyak sekali kabar gembira hari ini. Aku juga punya kabar gembira untuk appa."
"Ehm. Appa ingin kau menikah." Appa menginginkan aku menikah. Pas sekali. Aku yakin pasti appa merestuiku dengan lala. "Dengan anak teman bisnis appa." Mwo?? Apa maksud appa??
"Appa, kau. Maksudmu??"
"Appa mau menjodohkanmu dengan anak teman bisnis appa. Dia anak yang baik. Appa yakin kau akan menyukainya. Kau mau kan??"
"Tapi appa, aku.."
"Lalu, apa kabar baik yang mau kau beritahu padaku??"
"Aku mau menikah, tapi.."
"Baguss. Berarti ini sudah fix. Appa akan membicarakannya pada teman appa tersebut."
"Appa aku ingin menikah, tapi bukan dengan"
"Sudahlah taemin, appa sibuk. Appa pergi meeting dulu."
Apa maksud appa?? Appa menjodohkanku?? Dengan anak temannya yang bahkan belum aku kenal sama sekali. Melihatnya pun aku tidak pernah. Andwaee. Aku tidak mau, aku hanya mau menikah dengan orang yang aku cintai. Aku hanya mau menikah dengan Lala.
"Lala-ahh, mengapa malam-malam begini kau mengajakku bertemu??"
"Ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu."
"Mwo?? Apa itu??"
"Aku ingin kita putus. Aku tidak mau bersamamu. Aku sudah bosan."
"Tapi, kita akan menikah. Kau juga setuju akan menikah denganku. Mengapa kau menjadi berubah seperti ini. Chagiya, aku mohon jangan bercanda."
"Anii. Aku tidak bercanda. Aku serius, Taemin. Aku ingin kita putus."
"Kalau aku tidak mau?? Mengapa kau diam?? Apa kau benar tidak mencintaiku lagi??"
"Ne. Aku tidak mencintaimu lagi. Bahkan aku tidak pernah mencintaimu. Selama ini aku hanya memanfaatkanmu."
Omo, apa ini?? Apa benar segala hal yang dikatakan lala?? Dia tidak mencintaiku?? Bahkan tidak pernah sedikitpun??
"Lala-aah, tatap mataku. Katakan, apa benar kau tidak mencintaiku??" Aku menarik wajah Lala hingga matanya bertemu dengan mataku.
"Ne!! Aku tidak mencintaimu. Sedikit pun. Arra??"
Bagai terkena petir. Hatiku sakit sekali. Apa ini. Apa Tuhan tidak menyayangiku lagi hingga memberiku cobaan seperti ini??
Lala langsung pergi, meninggalkan aku di taman ini sendirian. Meninggalkanku tanpa mengatakan suatu kata apapun. Mengapa dia tega berkata seperti itu?? Dia bilang tidak pernah mencintaiku?? Apa itu benar dari dasar hatinya?? Lala-aah. Aku mohon kembalilah.
-------------------------------------------------------
Hari ini adalah hari pernikahanku. Aku sudah tidak dapat memikirkan sesuatu apapun lagi. Yang aku inginkan sekarang adalah kematian. Aku ingin mati, ingin pergi dari dunia ini.
"Adeul, apakah kau sudah siap??" Eomma masuk ke ruangan yang disediakan untuk perngantin pria.
"Eomma. Eomma, aku tidak mencintainya. Aku, bagaimana bisa aku akan bahagia dengannya."
"Taemin, cinta bisa kau pupuk saat kalian sudah menjalani pernikahan nanti. Percayalah pada eomma."
TOK TOK
"Annyeong"
Seorang wanita yang aku kenal memasuki ruangan tersebut. Itu. Lala. Apa yang dia lakukan di sini.
"Annyeong Taemin. Lama tidak bertemu. Annyeong ahjumma."
"Annyeong. Enng, sepertinya kalian butuh ruang privasi. Eomma akan meninggalkanmu."
Eomma pergi dari ruangan ini. Sekarang tinggal aku dan Lala. Lala hanya menundukkan kepalanya. Suasana hening sesaat hingga akhirnya dia menatapku. Wajahnya. Ada apa dengan wajahnya. Mengapa sangat pucat. Sangat berbeda dari terakhir kali saat aku bertemu dengannya.
"Lala-aah, wajahmu mengapa sangat pucat."
"Anii. Aku baik-baik saja. Eng, chukkae. Akhirnya kau menikah. Chukkae."
"Lala-ahh. Aku mohon. Aku hanya mencintaimu. Aku tidak mencintai wanita itu. Aku hanya ingin menikah denganmu. Hanya denganmu."
BRAK
Tiba-tiba ada yang mendobrak pintu. Appa. Appa yang membuka pintu dengan keras. Dia tampak sangat marah. Aku rasa dia mendengar apa yang aku katakan.
"Taemin!! Apa maksudmu!! Kau sudah mau menikah!!"
"Appa. Jebal. Aku tidak mau. Aku hanya mau menikah dengan yeoja aku cintai, Lala. Lala, kau mau kan menikah denganku??"
"Taemin."
"Lala aku mohon." Aku bersimpuh di hadapan Lala, mengenggam erat kedua tangannya. Tapi dia hanya terdiam. Dan, air matanya menetes, membuat wajahmya nampak makin pucat.
"Shirruh. Aku tidak mau. Aku sudah katakan, aku tidak mencintaimu!!! Tidak pernah!!! Menikahlah dengannya. Turuti perkataan appamu. Aku yakin kau akan bahagia."
Hatiku sangat sakit mendengarnya. Turuti kata appa mu!! Apa benar kau tidak pernah mencintaiku??
Dia pergi keluar dari ruangan ini. Meninggalkanku yang mulai meneteskan air mata. Kau ingin aku menuruti kata-kata appa?? Baiklah, aku akan menikahi Eunla. Demi kau, demi kau Lala
"Ajusshi..."
"Ah, Ara. Kkaja kita pulang."
"Mengapa ajusshi yang menjemputku?? Kemana appa??"
"Appa mu sedang sibuk, jadi ajusshi yang menjemputmu. Bagaimana sekolahmu hari ini??"
"Menyenangkan. Ada guru baru yang mengajariku."
"Eh?? Jincha?? Nuguya??"
"Dia yeoja. Namanya Lala."
Aku langsung terpaku mendengar nama itu kembali tersebut. Nama orang yang sudah aku lupakan 3 bulan terakhir ini. Hari ini, nama itu kembali tersebut dan membuat perasaan yang aku lupakan kembali hadir.
"Ajusshi, gwenchana??"
"Eh?? Em, gwenchana. Kkaja kita pulang."
Sepanjang jalan aku hanya memikirkan nama yang tadi disebut Ara. Lala. Apa benar dia Lala yang dulu dan sampai sekarang masih aku cintai. Aku sungguh ingin bertemu dengannya.
Aku kembali ke sekolah tempat Ara belajar. Aku menunggu di luar berharap akan bertemu dengan Lala.
"Annyeong. Apa anda sedang menunggu murid di sini??"
"Anii, aku hanya saja.." Kata-kataku langsung terhenti saat sadar siapa yang meyapaku. Lala. Dia benar Lala.
"Lala-ahh."
"Taemin. Apa yang sedang kau lakukan di sini??"
"Menemuimu."
"Mworago?? Kau sudah menikah, pulanglah. Istrimu menunggumu di rumah."
"Anii. Aku tidak menikah. Hari itu aku tidak jadi menikah. Appa membatalkannya."
"Jinchayo??"
"Ne. Lala-aah. Sampai sekarang aku masih mencintaimu."
"..."
"Lala-aah, mengapa kau diam?? Apa benar kau tidak mencintaiku??"
"..."
"Jadi benar. Kalau begitu sudah tidak ada alasan untukku bertahan hidup di dunia ini."
"Taemin-aah, apa maksud perkataanmu??"
"Kau adalah satu-satunya alasan untukku hidup di dunia ini, tapi jika kau tidak mencintaiku. Aku tidak bisa bertahan lagi. Aku mohon kau jujur denganku, apa kau tidak pernah mencintaiku??"
"Taemin. Uljima. Jebal."
"Lala-ahh," entah dari mana asalnya ku menteskan air mataku.
"Taemin-aah. Sejak kapan kau menjadi lemah seperti ini??"
"Kau, kau yang membuatku seperti ini. Jebal, katakan yang sejujurnya."
"Ne, aku memang mencintaimu. Tapi kita tidak mungkin bersama. Aku bukan yeoja yang cocok untukmu."
"Siapa yang mengatakannya. Aku mencintaimu, kau pun juga. Hanya itu yang kita perlukan. Hanya Tuhan yang tahu apa kita cocok. Bukan orang lain." Aku memeluknya. Aku memang menangis. Tapi ini tangisan bahagia, karena pertanyaanku selama telah terjawab. Pertanyaan apa sebenarnya Lala mencintaiku apa tidak. Walaupun aku berbohong, aku tetap merasa bahagia dan lega saat ini.
"Taemin-aah, apa kau ada di rumah??"
"Ne, wae??"
"Anii, aku sedang membuat kue. Aku antarkan ke rumahmu ya nanti."
"Anii, andwaee."
"Mwo?? Minnie-ahh, wae??"
"Anii. Aku saja yang ke rumahmu sekarang. Aku sedang tidak ada kegiatan."
"Emm, ne arrachi. Aku akan menunggumu."
Author POV
"Nuguya??"
"Nae chingu."
"Jinchayo?? Tapi mengapa wajahmu terlihat sangat bahagia setelah menerima telpon itu?? Akhir-akhir ini kau juga tampak berbeda."
"Anii. Tidak ada yang berubah dariku. Aku mau pergi."
"Yak!! Taemin!! Taemin!!"
TOK TOk TOK
Lala segera bergegas lari ke depan dan membukakan pintu. Seperti dugaannya. Yang datang adalah kekasihnya, Taemin.
"Minnie-ahh. Cepat sekali kau datang. Kue nya belum selesai aku hias."
"Jincha?? Kalau begitu kita hias bersama."
Mereka menuju dapur dan menghias kue bersama. Terkadang Taemin dengan jailnya mengolesi krim ke wajah Lala. Begitu juga sebaliknya.
"Yak! Minnie-ah. Kau membuat wajahku kotor."
"Hehe. Kau lebih cantik dengan krim seperti itu di wajahmu. Haha. Sini, aku bersihkan wajahmu."
Taemin membersihkan krim yang menempel di wajah Lala dengan tissue. Tapi tiba-tiba ada seseorang yang memasuki rumah Lala secara paksa.
"Nu. Nuguya??" Tanya Lala terbata-bata karena terkejut.
"EunLa. Mwo haeyo??"
"Bawa taemin pulang." Perintah Eunla pada body guard yang dia bawa.
"Andwae!! Eunla, apa yang kau lakukan?? Lepaskan."
"Yak!! Kau!! Yeoja tidak tahu diri!! Apa kau tidak tahu Taemin adalah suamiku!!"
"Mwo?? Taemin, kau. Kau membohongiku??"
PLAK
Eunla menampar Lala sampai ia tersungkur di lantai.
"Jauhi suamiku. Jauhi keluargaku!! Aku tidak akan pernah mengijinkan kau menyentuh taeminku!!"
"Mwo?? Taeminmu?? Suamimu??"
"Ne!! Taemin adalah suamiku!!"
"Mwo?? Tapi.."
"Kkaja, kita pulang!!"
Lala menangis tersungkur mendengar kenyataan itu. Selama ini Taemin membohonginya. Tiba-tiba Lala merasakan sakit yang sangat di kepalanya, dan semuanya menjadi gelap.
"Eunla!! Apa yang kau lakukan!! Kau melukainya!!"
"TAEMIN!! Tidakkah kau memikirkan perasaanku?? Aku juga terluka!! Aku mencoba bersabar menghadapimu selama ini!! TAPI APA??? Kau berselingkuh di belakangku!! Serendah itukah kau??"
Taemin dan Eunla bertengkar hebat malam itu. Tidak hanya mereka yang terlibat orang tua mereka pun ikut terlibat. Sampai akhirnya Taemin memutuskan untuk mengakhiri pernikahan mereka.
"Annyeong, apa ini rumah Lee Taemin??"
"Ne, aku Lee Taemin, siapa kau??"
"Aku Kim Heechul, dokter pribadi Lala. Aku hanya ingin memberikan ini padamu." Heechul menyerahkan selembar surat pada Taemin. Taemin langsung membacanya dan terisak.
"Katakan padaku, dimana Lala??"
"Lala, sudah meninggal. Dia sudah tidak ada lagi."
"Mwo??"
"Lala terserang penyakit kanker otak stadium akhir. Dia sudah menderita penyakit itu cukup lama. Dia hanya berpesan memberikan surat ini padamu."
Taemin hanya terdiam terpaku mendengar penjelasan dari Heechul. Secepat itukah Lala meninggalkannya. Lalu bagaimana dengannya sekarang.
"Oh ya, Lala bilang. Dia tidak akan pernah tersenyum di surga jika kau tidak mengabulkan permohonannya. Aku mohon kabulkanlah, jebal."
"Ne, aku akan berusaha."
Taemin POV
"Nuguya??"
"Kim Heechul."
"Mwo?? Temanmu??"
"Emm."
"Baiklah, cepat kita ke pengadilan. Itukan yang kau mau. Berpisah denganku secepat mungkin."
"Shirruh."
"Mwo??"
"EunLa mianhee. Aku tidak mau kita bercerai."
"Taemin-aah, apa yang kau katakan??"
"Aku tidak mau membuat orang yang aku sayang terluka lagi."
"Tapi kau tidak mencintaiku, bukankah itu akan membuatmu tidak nyaman??"
"Ajari aku, ajari aku untuk mencintaimu."
"Emm, ne."
Aku memeluk erat eunla. Lala-ahh, bisakah kau melihatku sekarang?? Aku memeluknya, aku tidak menyia-nyiakannya. Dan aku sudah berjanji akan berusaha mencintainya. Sekarang kau. Tepati janjimu. Tersenyumlah di surga sana.
FIN
Dear Taemin.
Annyeong, mianhee aku tidak memberitahumu tentang penyakitku. Tapi ini adalah balasan untukmu karena telah membohongiku. Kau bilang tidak jadi menikah dan memberiku harapan! Namja macam apa kau ini!! Gotjimal!!
Tapi itu sudah berlalu. Minnie-ahh, saat kau baca surat ini mungkin aku sudah tidak ada di dunia yang sama lagi denganmu. Mungkin saat ini aku sedang di surga. Tentu saja di surga karena aku orang yang baik hati. Heehe
Taemin, aku mohon, cintailah istrimu. Eunla adalah yeoja yang manis dan baik. Dia juga mencintaimu, sangat mencintaimu. Jika kau menyayangiku, aku mohon, bangunlah keluarga yang harmonis dengannya. Cintai dia. Berjanjilah padaku. Maka aku akan berjanji akan tersenyum selalu di surga.
With Love
Lala
0 ♥♥♥:
Post a Comment
Your comment is just like oxygen!