Chapter II : “WE ARE ONE. YOU JUST ANOTHER PART OF ME”
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tittle : The Dark Angel
Starring :
-SHINee Lee Taemin
–Kang Rae Woo
–Choi Minho
–Other Cast
Genre : Romantic
Rate : General
Author : Kang Rae Woo
Length : 5 shots
Soundtrack : Shin Mina – Sha La La
FF ini telah mendapat hak publikasi dari author masing-masing agar dapat ditampilkan di Taemin Forever Isi di luar tanggung jawab pihak Taemin Forever
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Rae Woo-a . . apakah menurutmu kau akan bahagia bila aku tak berada disisimu?”
“apa yang kau katakan Taemin?” pikiranku tiba-tiba blank. Aku tak tau harus menjawab bagaimana. Jujur saja, ini kali pertama aku memikirkan hal itu. Tentu saja suatu saat nanti aku dan Taemin akan berpisah, tapi aku belum pernah sekalipun memikirkan hal itu. Terlalu mengerikan bagiku!
Aku terdiam. Taeminpun diam. Kami berdua untuk sejenak saling bertukar pandang tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Air mata tiba-tiba membanjiri mataku saat aku mulai membayangkan harus berada disini sendiri tanpa sosok Taemin. Aku benar-benar tidak tahu harus mengatakan apa. Tapi yang pasti, aku ingin Taemin selalu ada disisiku. Selamanya!
“jangan pernah pergi dariku Taemin-a! Jangan pernah! aku benar-benar jujur saat ini! aku pasti akan bersedih apabila kau tak berada disisiku! Aku pasti tidak akan pernah bahagia!” aku memeluk Taemin kencang. 8 tahun sudah aku dan Taemin resmi menjadi sepasang kekasih, tapi jujur saja, ini kali pertama aku memeluknya begitu erat
“Rae Woo-a . .”
“bisakah kau tidak mengatakan hal seperti itu lagi Taemin? Aku benar-benar tak bisa membayangkan hidup tanpa dirimu . .”
“kalau begitu, aku akan berjanji . . aku tidak akan pernah pergi dari sisimu Rae Woo. . aku janji!” mendengar perkataannya, aku melepaskan pelukanku dan kembali menatap dalam-dalam ke arah matanya. “Dia tak berbohong!”, batinku. Matanya benar-benar bersinar saat itu
“tepatilah selalu janjimu itu Taemin-a! Aku akan benar-benar marah kepadamu apabila kau sekali saja melanggar janji itu!”
“ya! Aku pasti akan selalu berada disisimu!”
Aku memeluk Taemin lagi . . entah mengapa, tapi aku merasa aku harus mempercayai janji Taemin itu . .
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
Seoul, 20 Agustus 2008
<AUTHOR POV>
Sudah 13 tahun hubungan antara Taemin dan Rae Woo sebagai sepasang kekasih. Tidak sedikit masalah yang mereka hadapi, tapi dengan sukses mereka dapat melewati itu semua. Tiga belas tahun bukanlah waktu yang singkat, tapi bagi keduanya 13 tahun merupakan waktu yang benar-benar indah dan berharga . .
Tapi kini, Rae Woo bukanlah seperti Rae Woo yang dahulu. Sudah 3 tahun belakangan ini, kehidupan Rae Woo berubah secara drastis. .
Kedua orang tua Rae Woo memutuskan untuk menggantikan metode belajar Rae Woo dari sekolah biasa mejadi metode homeschooling. Alasannya, karena banyak laporan dari sekolah dan teman-teman Rae Woo yang lainnya menganai keganjilan-keganjilan yang dilakukan Rae Woo. Satu per satu teman Rae Woo menjauh. Tak ada seorangpun yang berani sesenti saja dekat dengannya. Hanya Taemin yang berada disana . .
Selama 3 tahun itu juga, saat semua lalporan-laporan buruk dari sekolah mengenai sikap Rae Woo yang berubah, orang tua Rae Woo memberikan sebuah terapi bagi jiwa Rae Woo. Entah karena apa alasannya, tapi jelas, karena tindakan ini, Rae Woo menjadi semakin tertekan.
“Taemin-a . . apa yang harus aku lakukan sekarang?” Rae Woo kembali menumpahkan semua rasa kecewanya kepada Taemin
“aku rasa, ini semua bukan salahmu Rae Woo . . aku rasa, ini semua salahku . .” Taemin mencoba menenangkan Rae Woo yang sudah berkaca-kaca menahan air mata yang sebentar lagi akan membanjiri pipi indahnya
“salahmu?” pekik Rae Woo
“ya . . ini semua salahku . .”
“apa kau gila? Mana mungkin ini semua salahmu Taemin? Pasti ada yang aneh didalam diriku . . mengapa semua orang menjauhiku kalau tidak ada alasan? Iya kan?”
“sepertinya kau benar . .”
“Taemin . . apa kau rasa ada yang berubah dari diriku, huh?” Rae Woo mengernyitkan dahinya. “tidak ada . . di hatiku, sekarang, dulu, atau kelak di masa depan, kau tetap Rae Woo yang aku kenal . . tetap Rae Woo yang aku cinta , , “
“gomawo Taemin . .” Rae Woo memeluk Taemin sampai akhirnya terdengar sebuah suara memanggil-manggil nama Taemin dari bawah rumah pohon tempat Taemin dan Rae Woo berada saat itu . .
“Rae Woo-a . . aku rasa itu Minho . .” Taemin melepas pelukan Rae Woo sambil menunkuk ke arah seorang pemuda di bawah
“kau benar . . itu pasti dia . . Taemin, aku rasa aku harus segera pulang . . anyyeong Taeminn-aa”
****
Namanya adalah Choi Minho. Nama pemuda yang baru saja memanggil Rae Woo itu adalah Choi Minho. Tubuhnya tinggi wajahnya juga tampan. Tak heran kalau banyak sekali wanita yang mengkategorikan pria yang satu ini menjadi pria idamannya saat di sekolah. Umurnya 3 tahun lebih tua dari Rae Woo , dan sejak seminggu yang lalu, ia resmi bertempat tinggal di rumah keluarga Kang.
Setelah lulus dari sebuah perguruan tinggi, nasib Minho tidak lagi semujur dahulu. Orang tuanya meninggal dunia karena kecelakaan, akibatnya, bisnis keluarganya tidak berjalan terlalu mulus. Minho juga kesulitan mencari pekerjaan yang cocok dengan dirinya. Apalagi untuk mencari pekerjaan yang sesuai dengan ijasahnya sebagai seorang lulusan jurusan sosiologi. Sampai akhirnya, keluarga Kang mengundangnya untuk sedikit berbincang mengenai bisnis.
Minho ditawari untuk menjadi seorang dokter “jiwa” untuk Rae Woo yang akhir-akhir ini bertindak tak wajar. Tanpa babibu lagi, Minho menyanggupi tawaran itu dengan satu persyaratan utama yang harus Minho lakukan : “Rae Woo tidak boleh tau tentang dirinya yang bekerja sebagai dokter “jiwa” untuk Rae Woo, yang Rae Woo tahu, hanyalah Minho sebagai bodyguard barunya, hanya itu”
***
“Rae Woo ! Rae Woo !” celuk Minho sambil menengadahkan kepalanya ke rumah pohon. Di sanalah satu-satunya tempat Rae Woo biasa bersembunyi
“oppa . .” Rae Woo mulai menuruni tangga rumah pohon
“ayo kita pulang!”
“heem . .” angguk Rae Woo pasti. Ia membersihkan sedikit air mata yang masih tertinggal di kedua matanya
“apa kau baru saja menangis ?” tanya Minho mendapati tingkah Rae Woo itu
“anio . . mm . . oppa, bolehkah aku bertanya sesuatu padamu?” tanya Rae Woo, “apa itu?” jawab Minho sedikit penasaran
“apa oppa mengira aku ini gila ?”
TO BE CONTINUED
“apa yang kau katakan Taemin?” pikiranku tiba-tiba blank. Aku tak tau harus menjawab bagaimana. Jujur saja, ini kali pertama aku memikirkan hal itu. Tentu saja suatu saat nanti aku dan Taemin akan berpisah, tapi aku belum pernah sekalipun memikirkan hal itu. Terlalu mengerikan bagiku!
Aku terdiam. Taeminpun diam. Kami berdua untuk sejenak saling bertukar pandang tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Air mata tiba-tiba membanjiri mataku saat aku mulai membayangkan harus berada disini sendiri tanpa sosok Taemin. Aku benar-benar tidak tahu harus mengatakan apa. Tapi yang pasti, aku ingin Taemin selalu ada disisiku. Selamanya!
“jangan pernah pergi dariku Taemin-a! Jangan pernah! aku benar-benar jujur saat ini! aku pasti akan bersedih apabila kau tak berada disisiku! Aku pasti tidak akan pernah bahagia!” aku memeluk Taemin kencang. 8 tahun sudah aku dan Taemin resmi menjadi sepasang kekasih, tapi jujur saja, ini kali pertama aku memeluknya begitu erat
“Rae Woo-a . .”
“bisakah kau tidak mengatakan hal seperti itu lagi Taemin? Aku benar-benar tak bisa membayangkan hidup tanpa dirimu . .”
“kalau begitu, aku akan berjanji . . aku tidak akan pernah pergi dari sisimu Rae Woo. . aku janji!” mendengar perkataannya, aku melepaskan pelukanku dan kembali menatap dalam-dalam ke arah matanya. “Dia tak berbohong!”, batinku. Matanya benar-benar bersinar saat itu
“tepatilah selalu janjimu itu Taemin-a! Aku akan benar-benar marah kepadamu apabila kau sekali saja melanggar janji itu!”
“ya! Aku pasti akan selalu berada disisimu!”
Aku memeluk Taemin lagi . . entah mengapa, tapi aku merasa aku harus mempercayai janji Taemin itu . .
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
Seoul, 20 Agustus 2008
<AUTHOR POV>
Sudah 13 tahun hubungan antara Taemin dan Rae Woo sebagai sepasang kekasih. Tidak sedikit masalah yang mereka hadapi, tapi dengan sukses mereka dapat melewati itu semua. Tiga belas tahun bukanlah waktu yang singkat, tapi bagi keduanya 13 tahun merupakan waktu yang benar-benar indah dan berharga . .
Tapi kini, Rae Woo bukanlah seperti Rae Woo yang dahulu. Sudah 3 tahun belakangan ini, kehidupan Rae Woo berubah secara drastis. .
Kedua orang tua Rae Woo memutuskan untuk menggantikan metode belajar Rae Woo dari sekolah biasa mejadi metode homeschooling. Alasannya, karena banyak laporan dari sekolah dan teman-teman Rae Woo yang lainnya menganai keganjilan-keganjilan yang dilakukan Rae Woo. Satu per satu teman Rae Woo menjauh. Tak ada seorangpun yang berani sesenti saja dekat dengannya. Hanya Taemin yang berada disana . .
Selama 3 tahun itu juga, saat semua lalporan-laporan buruk dari sekolah mengenai sikap Rae Woo yang berubah, orang tua Rae Woo memberikan sebuah terapi bagi jiwa Rae Woo. Entah karena apa alasannya, tapi jelas, karena tindakan ini, Rae Woo menjadi semakin tertekan.
“Taemin-a . . apa yang harus aku lakukan sekarang?” Rae Woo kembali menumpahkan semua rasa kecewanya kepada Taemin
“aku rasa, ini semua bukan salahmu Rae Woo . . aku rasa, ini semua salahku . .” Taemin mencoba menenangkan Rae Woo yang sudah berkaca-kaca menahan air mata yang sebentar lagi akan membanjiri pipi indahnya
“salahmu?” pekik Rae Woo
“ya . . ini semua salahku . .”
“apa kau gila? Mana mungkin ini semua salahmu Taemin? Pasti ada yang aneh didalam diriku . . mengapa semua orang menjauhiku kalau tidak ada alasan? Iya kan?”
“sepertinya kau benar . .”
“Taemin . . apa kau rasa ada yang berubah dari diriku, huh?” Rae Woo mengernyitkan dahinya. “tidak ada . . di hatiku, sekarang, dulu, atau kelak di masa depan, kau tetap Rae Woo yang aku kenal . . tetap Rae Woo yang aku cinta , , “
“gomawo Taemin . .” Rae Woo memeluk Taemin sampai akhirnya terdengar sebuah suara memanggil-manggil nama Taemin dari bawah rumah pohon tempat Taemin dan Rae Woo berada saat itu . .
“Rae Woo-a . . aku rasa itu Minho . .” Taemin melepas pelukan Rae Woo sambil menunkuk ke arah seorang pemuda di bawah
“kau benar . . itu pasti dia . . Taemin, aku rasa aku harus segera pulang . . anyyeong Taeminn-aa”
****
Namanya adalah Choi Minho. Nama pemuda yang baru saja memanggil Rae Woo itu adalah Choi Minho. Tubuhnya tinggi wajahnya juga tampan. Tak heran kalau banyak sekali wanita yang mengkategorikan pria yang satu ini menjadi pria idamannya saat di sekolah. Umurnya 3 tahun lebih tua dari Rae Woo , dan sejak seminggu yang lalu, ia resmi bertempat tinggal di rumah keluarga Kang.
Setelah lulus dari sebuah perguruan tinggi, nasib Minho tidak lagi semujur dahulu. Orang tuanya meninggal dunia karena kecelakaan, akibatnya, bisnis keluarganya tidak berjalan terlalu mulus. Minho juga kesulitan mencari pekerjaan yang cocok dengan dirinya. Apalagi untuk mencari pekerjaan yang sesuai dengan ijasahnya sebagai seorang lulusan jurusan sosiologi. Sampai akhirnya, keluarga Kang mengundangnya untuk sedikit berbincang mengenai bisnis.
Minho ditawari untuk menjadi seorang dokter “jiwa” untuk Rae Woo yang akhir-akhir ini bertindak tak wajar. Tanpa babibu lagi, Minho menyanggupi tawaran itu dengan satu persyaratan utama yang harus Minho lakukan : “Rae Woo tidak boleh tau tentang dirinya yang bekerja sebagai dokter “jiwa” untuk Rae Woo, yang Rae Woo tahu, hanyalah Minho sebagai bodyguard barunya, hanya itu”
***
“Rae Woo ! Rae Woo !” celuk Minho sambil menengadahkan kepalanya ke rumah pohon. Di sanalah satu-satunya tempat Rae Woo biasa bersembunyi
“oppa . .” Rae Woo mulai menuruni tangga rumah pohon
“ayo kita pulang!”
“heem . .” angguk Rae Woo pasti. Ia membersihkan sedikit air mata yang masih tertinggal di kedua matanya
“apa kau baru saja menangis ?” tanya Minho mendapati tingkah Rae Woo itu
“anio . . mm . . oppa, bolehkah aku bertanya sesuatu padamu?” tanya Rae Woo, “apa itu?” jawab Minho sedikit penasaran
“apa oppa mengira aku ini gila ?”
TO BE CONTINUED
0 ♥♥♥:
Post a Comment
Your comment is just like oxygen!