Kontestan FF Taemin Forever: April 2011

3 ♥♥♥


Title : Taemin and Tea Mint

Author : Niarrow

Main Cast : Taemin

Lenght : One Shot

Perhatian: karya ini telah endapat hak publikasi dari author bersangkutan. Isi dan ilustrasi cerita di luar tanggung jawab pihak Taemin Forever 


Tarik nafas yang panjaaaang….(haaaaaaa), hembuskaaan….(fuuuuh)

Aku sekarang sudah di Korea Selatan. Tepatnya di ibukota, Seoul. Huh, ayah mengajakku ikut dalam tugas kedutaannya ini. Kira-kira selama 2 tahun. Aku tinggal di apartemen biasa, menjadi orang biasa, dan bersekolah di sekolah biasa. Haaah, dari perjalanan ini, aku hanya berharap bisa mendapat sesuatu yang luar biasa. Semoga do’a ku terkabul karena ayah benar-benar memperlakukanku sangat luar binasah. Hmm.


Di sekolah…


Teman-teman: hei Indo, kau kesini ingin cari pekerjaan ya?

Saya: pekerjaan apaan?

Teman: bukankah orang Indo keluar negeri hanya untuk menjadi pembantu? Hahaha…

Saya: hmm, anak yang cerdas…

Jung hyo: hei, mau apa pegang-pegang rambut ku?!

Saya: gunting ini sudah lama tidak dipakai, juga…rambut mu sepertinya butuh model baru…

Jung hyo: HEI! AKH, AWAS KAU INDO!

Saya: bukankah kita sudah berkenalan? NAMA SAYA NIA. What a...huh?

Teman: dasar gila!


Akhirnya bel usai berbunyi. Hari ini pelajaran fisika terlalu memeras otakku. Ku rencanakan untuk cepat-cepat pulang dan tidur sepulas-pulasnya. Tetapi, lagi-lagi orang Korea datang. Yah, lebih tepatnya teman-teman.


Teman: hei, tadi kau keren!

Saya: jangan bilang kalau kalian pernah ditindas oleh mereka..fuuh

Sun hee: heei, ayolah… semangat sedikit. Anak2 sekolah ini memang seperti itu sifatnya. Kau mau kan berteman dengan kami?

Saya: berteman ya berteman saja. Mengapa harus menawarkan diri?

Min hyun: ish, sombong sekali. Terserah mu sajalah…

Saya: maaf, tapi orang Indo kalau mau ini mau itu ya langsung saja.

Sang woo: begitukah?

Saya: hmm..

Min hyun: hmm, ya..ya.. tapi kau mau kan jadi teman kami?

Saya: terserah kalian saja.

Sun hee: heee, yosh! Mau karokean tidak?

Saya: tak punya uang dan tidak akan pernah bayarin kalian.

Sun hee: heh, kami tulus tau! Semua ditanggung sang woo. Ayolah niaaa….

Saya: jalan duluan..

Teman2: he? Horeee! Akhirnya kita dapat teman lagi….yey!

Yah, akhirnya kami mengadakan konser kecil-kecilan disebuah tempat karoke terdekat. Aku sedikit bisa terbuka dengan mereka. Aku tidak peduli jika nantinya menjadi akhir yang buruk. Sabodo teuing kata orang sunda.

Sepertinya aku pulang terlalu larut. Terpaksa jalan karena sudah tidak ada kendaraan lagi. Ditengah perjalanan aku melihat sebuah kedai bakpau. Walaupun orang Indo tapi aku suka bakpau daging cina. Eh, Korea deh. Aku berhenti dikedai itu dan membeli sebuah bakpau daging yang berukuran besar. Ibu penjualnya tersenyum padaku, tetapi tiba-tiba ia terlihat kaget.



Ibu2nya: oh taemin…ingin membeli bakpau apa?

Aku menoleh. Anak itu seragamnya sama dengan ku. Tapi aku tidak peduli dan terus melahap bakpau raksasa ku.

Anak yang bernama taemin itu menjawab: aku mau bakpau coklat bu..

Ibu2nya: ah, baik2. Aku beri kau yang masih panas…ini dia, silahkan menikmati…

Ibu itu tersenyum ramah. Anak itu duduk tepat disebelahku. Masing-masing dari kami asik menyantap bakpau masing-masing. Tetapi ditengah-tengah itu aku dikagetkannya.


Taemin: hei, kau anak sekolahku ya?

Saya: apa sekolahmu?

Taemin: pura-pura tidak tau lagi..baca bet-mu..

Saya: memang iya?

Taemin: haah, seragam kita saja sama..

Saya: belum tentu.

Taemin: terserah sajalah. Tapi..ngomong-ngomong kenapa jam segini masih dijalanan?

Saya: bukan urusanmu.

Taemin: ya sudah. Eh, ngomong-ngomong jung hyo tadi mengalami hal yang mengerikan. Seorang anak baru, wanita pula, menggunting rambutnya hingga pitak dibagian kiri kepalanya…aku lihat dari jauh sih..

Saya: lalu?

Taemin: anak itu berani sekali…hahaha… katanya pindahan dari Negara Indo..apa? Indonesia maksudku… tadi kau lihat tidak?

Saya: ya.

Taemin: apa tanggapan mu?

Saya: biasa saja.

Taemin: biasa saja bagaimana? Ah, kau ini tidak suka diajak bicara ya? Ya sudah. Tapi, siapa namamu?

Saya: Nia. Ibu, tolong minta bakpau daging jumbo-nya satu lagi, dibawa pulang…

Ibu itu mengangguk sambil tersenyum.

Taemin: waah, makannya banyak ya kau ini… hei, asal mu darimana? sepertinya kau bukan orang korea…mata mu besar dan kulitmu agak gelap…

Saya: afrika.

Taemin: oh begitu…

Saya: terima kasih Ibu. Nanti saya akan datang lagi, bakpau-nya enak! Hehehe…

Taemin: hei hei… ng, ini bu uang nya. Terima kasih banyak…hei…nia..

Saya: apa?

Taemin: pulanglah bersamaku…mau tidak?…

Saya: hmm, terima kasih, tidak.

Taemin: ayolaah, anggap ini tanda perkenalan…

Saya: ibu ku berpesan jangan dekat-dekat orang asing…

Taemin: hei, aku teman satu sekolah dengan mu…

Saya: menakutkan kalau kau sama seperti jung hyo.

Taemin: hei..ayolah nia-noona…ini sudah malam. Kau tidak takut?

Saya: BERISIK AMAT SIH! Memang kau pulang dengan apa? Pulang sana sendiri!

Taemin: dengan mobil… mau?

Ia tersenyum sambil menggerakan kepala kearah sebuah mobil sedan hitam.

Taemin: mau ya?

Saya: jalan duluan…

Taemin: hahaha, oke.


Tiba-tiba ia merangkul pundak ku dan kami bersama-sama jalan ke mobil. Setelah kami masuk, orang yang kelihatan seperti supir eksklusif menyambut kami.


Supir: selamat malam…

Taemin: malam pak hyu jin…hei nia, rumah mu dimana?

Saya: turunkan saya diujung jalan ini.

Taemin: hei yang jelas kenapa?

Saya: sudah terlalu jelas.

Taemin: haah, jalan pak…


Dalam perjalanan, kami tidak berbicara walaupun taemin terlihat ingin sekali membuka topik pembicaraan. Aku terlalu lelah untuk berbicara lagi. Tapi aku merasa tak enak karena sudah diantar jadi aku berusaha memecahkan keheningan. Tetapi pak supir telah lebih dulu berkata.


Supir: sudah sampai.

Taemin & saya: oh! (bersamaan)

Saya: terima kasih pak selamat malam…terima kasih…ng…taemin… selamat malam.

Aku membuka pintu mobil dan beranjak keluar. Taemin ikutan keluar. Ia berlari kearah ku.

Taemin: hei, buru-buru sekali… dimana tempat tinggal mu?

Saya: ini sudah malam, permisi.

Taemin: hei! Perkenalkan aku lee taemin! Sampai ketemu di sekolah besok ya! Hati-hati! Dadah! Hei!

aaah, bodo deh. Aku terlanjur berlari menuju apartemen ku yang berada di belokan jalan ini karena aku sudah sangat letih.

Puaaaahh, nikmatnya sehabis mandi lalu menyantap bakpau raksasa ku sambil berbaring di kasur dan nonton TV. Kali ini acara yang ditanyangkan ialah ‘CELEBRITY FANATIC ON CELEBRITY’. Aku tidak begitu mengerti acara ini tetapi aku tonton saja. Bintang tamu yang akan dihadirkan belum dimunculkan juga. Aku mulai mengantuk. Mata ini rasanya ditimpa berbagai macam jenis rumus fisika seperti yang aku pelajari hari ini. Akhirnya aku tertidur pulas dan membiarkan TV terus menyala.


Penyiar TV: YAAA, INILAH BINTANG TAMU YANG KITA TUNGGU-TUNGGU…TAEMIN! Halo taemin…

Taemin: hai hai pemirsa…

Penyiar TV: kedatanganmu agak telat ya, mengapa? Apakah ada masalah?

Taemin: ah, tidak.. hanya saja tadi aku bertemu orang afrika dan kami berbincang2 sedikit… hehehe…

Penyiar TV: oooh, begitu… oke kami maklumi, hahaha… jadi, bagaimana karirmu dengan shinee? bla…bla…bla…..

***

Pagi hari telah menyambutku. TV ternyata masih menyala dan menampilkan triliunan semut karena stasiun TV masih beristirahat. Ku matikan TV dan aku beranjak mandi dan pergi kesekolah. Ah, asik. Besok sudah libur. Hari sabtu dan minggu memang hanya hari yang kudambakan.

Huf, sampai-lah disekolah. Aku mengulangi metode rileks setiap paginya yaitu… Tarik nafas yang panjaaaang….(haaaaaaa), hembuskaaan….(fuuuuh). Kemudian aku berlari menuju kelas. Ketika sampai, sebuah tangan mengepal diayun kearah pipi ku yang manis. Malangnya, jung hyo yang melakukan itu. Pipi ku merah padam dan hidung ku terasa sakit tetapi tidak berdarah.



Jung hyo: DASAR CEWE BIADAP!



Aku menoleh pada jung hyo dan balik meninju. Kemudian ku tendang perutnya hingga dia muntah darah. Semua teman ku mundur tidak berani melerai. Serasa ada yang merebus ku. Belum pernah satu makhluk pun menonjok ku. Suara lirih dari jung hyo menggema dalam kelas. Entah siapa yang tersadar, mereka kemudian membawa jung hyo keluar kelas sambil terseret-seret.



Saya: makasih Korea! O, sun hee, boleh pinjam catatan fisika mu tidak?

Sun hee terlihat shock.

Saya: lupakan.



Akhirnya aku pergi begitu saja padahal bel masuk baru berbunyi. Tak disangka, aku berpapasan dengan taemin tetapi aku tidak menghiraukannya.



Taemin: nia! Mau kemana?… hei…hei…tunggu bentar…

Saya: apa?

Taemin: mau kemana? Pelajaran mau dimulai kau malah keluar sekolah.

Saya: bukan urusan mu. Maaf, permisi.

Taemin: heh, mau bolos ya kau? Umm, boleh ikut?

Aku terlanjur bingung dan marah. Seketika aku meledak.

Saya: JANGAN GANGGU BISA YA??

Taemin: ni! Astaga! Kenapa sih kok marah gini?



Aku lari saja. Haduh, sebagai cewe kalau marah ya emosi. Biasanya dituangkan dalam tangisan. Oke, tiba-tiba mata kerasa hangat terus basah deh pipi-nya. Gapapa kan? Gapapa-lah.



Ditaman terdekat, aku meringkuk saja di bangku taman. Nangis sambil pegang-pegang pipi. Semakin lama mata ini semakin bengkak dan membuatku ngantuk. Tetapi aku dikagetkan oleh selembar tisu yang jatuh dari kepala ku. Dari selembar menjadi berlembar-lembar. Aku sentak beranjak dari bangku dan melihat sesorang tersenyum sambil menebarkan tisu. Astaga!

Astaga, taemin! Disitu aku mulai berpikir untuk pulang ke Indonesia karena Korea sudah benar-benar menyebalkan.

Taemin: tisu gratis…tisu gratis buat yang lagi menangis..hehehe

Aku mengambil satu tisu yang ia hambur-hamburkan.

Saya: makasih ya.

Aku menyeka air mata dan ku keluarkan cairan hidung yang meleber-leber. Kemudian aku berjalan menuju taemin dan memasukan tisu yang ku gunakan ke kantongnya.

Taemin: astaga! Kau jorok sekali! Ish!

Entah sedang apa aku ini. Pikiran ku mungkin telah kosong karena beberapa hari ini, kehidupan sedang mengujiku. Akhirnya aku memungut dan merapikan tisu-tisu yang teamin hambur-hamburkan. Aku terduduk lemas. Lebih lemas dari yang tadi.

Taemin: boleh duduk ya? Horee!

Saya: taemin, kau tau?

Taemin: apa?

Saya: aku bahkan belum menjawab apalagi mempersilahkan, kau malah bilang hore? Bodoh sekali kau! Kau tau? Kau makhluk terbodoh se-Korea yang pernah ku kenal! Kau makhluk paling menyebalkan kedua setelah jung hyo, kau….(pakai bahasa Indonesia) lo tuh kayak tai ya??? Lo cuma ganggu hidup gw, apa itu kerjaan lo selama ini, huh?

Taemin terlihat kebingungan tetapi dengan polosnya menyimak dengan serius dan mencoba mengerti apa yang ku katakan.

Saya: kamu itu ya taemin…kamu…



Yaaah, terjadi lagi. Aku tak bisa menahan air mata untuk kedua kalinya. Aku mengangis lagi. Terlebih di depan seseorang. Ah sudahlah. Sudah nggak kuat lagi. Tetapi taemin kemudian berkata serius.



Taemin: dan kau juga wanita pembohong.

Saya: untuk apa jujur pada orang yang tidak dikenal?

Taemin: setidaknya aku bisa jadi temanmu.

Saya: aku tidak butuh. Hanya orang lemah yang butuh hal-hal cengeng seperti itu…

Taemin: oke..oke… kau sudah terlalu sangat kuat. Tapi aku masih boleh ikut dengan mu kan?

Saya: ikut kemana?

Taemin: kemana pun kau pergi…hehehe… habis, kau yang membuatku jadi bolos…

Saya: ih, siapa yang mengajak mu dasar aneh!

Kami berdua duduk dan masing-masing diam. Tiba-tiba aku kaget setengah mampus. Ditaman yang sesepi ini, beberapa anak SMA lain berteriak sangat histeris.

Anak2 SMA: KYAAAAAAAAA!!!! TAEMIN ADA DISINI….. LIHAAAAT!! AAAAAAAH…..!!



Mereka kemudian menyampari kami dan berteriak-teriak didepan taemin. Taemin terlihat begitu bingung dan nyengar-nyengir terpaksa. Ku diamkan saja. Aku tidak tau apa urusan mereka. Manusia-manusia tidak jelas. Tetapi secara cepat taemin menarik tangan ku dan mengajakku kabur. Kami menaiki bus dan dengan cepatnya pintu bus tertutup. Segerombolan anak-anak SMA tersebut akhirnya tidak bisa mengejar kami lagi.

Taemin terlihat terengah-engah tetapi dia memaksa bicara.

Taemin: haduh, apa-apaan mereka itu? Membuat orang bingung saja…huh… nia-noona, kau tidak apa-apakan?

Saya: memang nya aku diculik?

Taemin: oh, berarti kau baik-baik saja. Hmm, sudah naik bus begini, enakan kemana ya? Kau mau kemana?

Saya: aku mau pulang.

Taemin: hei, aku yakin kau belum menjelajah Korea…setidaknya Seoul… bagaimana kalau ku antar kau be…

Saya: tidak terima kasih. Aku turun sini.

Taemin: eh…eh… aah, kau ini….

Dan kesialan aku bawa pulang kerumah. Taemin ikut turun! Oh my, ini cowo terlalu. Dia mengikuti ku dari belakang. Sudahlah. Aku sudah pasrah dengan semua ini.

Ia masih membuntutiku. Bahkan sampai di depan pintu apartemen ku. Aku pun menoleh untuk melototinya dan berharap dia takut dan pergi. Tetapi itu tidak bekerja.



Taemin: waaaaaah, ini toh apartemen mu? Aku boleh tidak sering-sering main ke sini?

Aku menatapnya dengan wajah sinis.

Saya: heh kau, sekarang ini aku malah ingin mengusirmu pulang… mana mungkin aku mengundang mu lagi? Dasar sinting! Pulang sana! Menyusahkan orang saja! Sana sana!

Aku membuka pintu apartemen ku dan menutupnya segera. Tetapi kaki taemin malah menahan pintu itu dan ia kemudian berteriak kesakitan. Ia terduduk dilantai sambil melepaskan sepatu dan memegangi kakinya. Aku merasa jijik karena kelakuannya sungguh aneh dari awal pertemuannya dengan ku. Aku yakin dia ini membawa kesialan.

Saya: kau pikir aku akan iba? Tidak akan pernah. Selamat sore.

Aku pun menutup pintu ku. Setelah aku menguncinya, aku bersantai di sofa dan melepaskan tas selempang ku. Tiba-tiba handphone-ku berbunyi. Hanya ada nomor. Siapa ini?

Saya: halo? Dengan siapa ini?

Di seberang sana: aku taemin! Aduuuh, setidaknya kau obati dulu kaki ku… kau ini punya perasaan tidak sih? Aku sungguh tidak bisa jalan… apalagi pulang… tolong obati kaki ku. Ku mohoon… aduuuh, sakit sekali…

Aku mematikan handphone-ku dan menghela nafas. Kenapa orang yang sangat menyebalkan kau kirim untuk ku, Tuhaaan?? Haaaaaah…

Aku membuka pintu dan melihat taemin berdiri. Aku menatapnya dengan tampang enek.

Saya: sepertinya kau sudah tidak apa-apa? Sekarang, jangan ganggu aku lagi…

Taemin: hei Indo, kemarikan kepala mu dulu…

Saya: untuk apa?

Tiba-tiba tangan taemin memegang kepala ku. Hei, hei, mau apa dia? Apa dia mau mencium kening ku?? Oh, tidaaaaaaaaaaaaaaaaaaak………

Aku terdiam padahal sebenarnya shock. Taemin hanya menarik kepalaku saja, lalu memakaikan sesuatu.

Saya: ini apa sih?

Kataku sambil memegang benda yang dipakaikannya dirambutku. Ia membuatku kaget akan perkataannya.

Taemin: selamat ulang tahun, nia-noona… kau pasti ingin ada yang mengucapkan selamat hari lahir padamu kan? Karena ini di Korea.

Ia tersenyum. Aku hanya bertanya-tanya dalam hati. Mengapa hari ini begitu banyak kejutan yang menyebalkan, dan sebuah kejutan yang membuatku merasa terharu? Aneh-aneh.

Saya: terima kasih. Sekarang kau kupersilahkan masuk. Ini ada alasannya. Aku mau berterima kasih karena kau sudah mengantarku pulang dan memberiku kejutan dan…aku kasihan kalau memang kaki mu benar-benar sakit… ayo…

Ia me-yes-kan perkataan ku dan ikut masuk bersama ku.

Saya: silahkan duduk. Mau minum apa?

Taemin: kau punya apa?

Saya: wine, vodka, mixmax, wisky…

Taemin: air putih saja… hahaha, kau berbahaya (katanya berbisik)

Aku tersenyum lucu.

Saya: tidak, aku hanya bercanda… mau minum cola, jus jeruk atau apa?

Taemin: ck..ck… dasar kau… air putih dingin saja terima kasih… hmm, kenapa kau tidak tersenyum seperti tadi saja setiap hari? Aku yakin kau akan laku… kau manis… hehe…

Saya: jangan menghina.

Sembari aku mengambil air, taemin melihat-lihat sekeliling apartemen ku.

Saya: tidak ada yang hebat disini…

Taemin: oh, terima kasih airnya….



Aku duduk bersamanya di sofa. Kemudian aku menyalakan TV dan membiarkannya berkeliling melihat apartemen ku. Lalu ia duduk kembali. Kami saling menutup mulut. Saling diam. Tetapi tiba-tiba ada yang memegang pipi kanan ku.



Taemin: sakit tidak pukulan bekas jung hyo?

Saya: kau membuatku ingin menamparmu… mengagetkan sekali… huh

Aku memegang pipi ku yang masih sakit.

Saya: iya. Sakit sekali.

Taemin: kau mau aku kompres?

Saya: eh..eh… tidak usah… hei…

Taemin berlari menuju dapur. Aku mengejarnya.

Taemin: dimana bumbu-bumbu dapur mu?

Saya: untuk apa? Tidak usahlah… kau ini kerajinan ya?

Taemin berhasil menemukan semua bumbu-bumbu di dapurku. Kemudian ia merebus sepotong kunyit dan bawang.

Taemin: kau duduk saja disini. Tunggu aku selesai merebus ini…

Sepertinya rebusannya sudah mendidih. Taemin memasukkan rebusan tersebut ke mangkuk dan mengambil sebuah lap.

Taemin: ayo sini-kan pipi mu untuk di oles…

Saya: heh, kau sudah gila ya? Itu lap kompor tau… enak saja mau dipakaikan ke muka ku…

Taemin: eh? Maaf-maaf… ku kira yang ini bisa… lalu mana yang betul lap-nya?

Saya: diatas situ…

Taemin: ooh…

Taemin mengambil kursi dan menaikinya. Setelah mendapatkan lap, ia turun dengan pose hampir jatuh.

Saya: jeruk makan jeruk. Kalo sakit jangan sok nolongin yang sakit. Sini kaki mu… ku harap sikil mu tidak bau…



Aku mengurut kakinya. Tiba-tiba tangan taemin mengolesi pipi-ku dengan lap dan ramuan nya. Dengan begini kami saling mengobati. ‘Lutu naaaa….’ Hahaha….

Sesi saling obat-mengobati selesai. Perut ku lapar.

Saya: hei, mau makan tidak?

Taemin: mau! Kau tau aku lapar…

Saya: ya, muka mu yang menunjukkan itu…

Aku memasakkan sesuatu dan kami pun makan bersama.

Taemin: hah? Apa ini?

Saya: rendang, cah kangkung, sambel terasi dan…jengkol. Ayo makan…

Taemin: ini…

Saya: kenapa? Tidak suka?

Taemin: ma..makanan Indonesia ya?

Saya: ya. Ini sehat! Lebih sehat dari kimchi…silahkan…

Taemin: ugh, baik… a…aku makan…

Saya: bagus.

Ia memakan semuanya. Tetapi terlihat mau muntah ketika hendak memakan jengkol.

Taemin: hei, aku suka semua masakan mu tapi…. Rasa masakan mu yang ini…rasanya buruk sekali…

Katanya sambil menunjuk jengkol. Huahahahaha, memang ini hanya akal-akalan ku saja untuk melihatmu menderita dengan memakan jengkol.

Taemin: kau tidak makan jeng… jeng apa? Yah ini lah….

Saya: aku alergi jengkol.

Taemin: lalu, kenapa kau memasaknya?

Saya: sayang, ini makanan paling enak di Indonesia… tetapi aku tidak bisa makan…

Aku berpura-pura agak sedih. Dan pernyataan taemin yang satu ini membuat ku ingin tertawa meledak.

Taemin: oh, begitukah? Baiklah, untuk mewakilkanmu, aku akan menghabiskan semuanya… setuju?

Aku menutup mulut ku dan hampir saja tertawa. Aku kembali berakting.

Saya: iya… aku setuju… tolong ya taemin… aku sangat suka sekali jengkol… huhuhu

Yah, dengan polos ia melahap semua jengkol yang kusediakan. Huahahahaha.

Setelah selesai makan, kami berbincang sedikit.

Taemin: Terima kasih Tuhan atas makanan yang kau sajikan untuk ku.

Saya: seharusnya kau berterima kasih padaku.

Taemin: ya. Terima kasih nia-noona.

Saya: hei, apa yang kau berikan ini? Boleh aku copot untuk ku lihat?

Taemin: tidak. Tunggu sampai aku pulang baru kau boleh melihatnya.

Saya: apa katamu sajalah. Oh ya, tadi kenapa kau dikejar-kejar anak SMA? Kau punya masalah dengan mereka?

Taemin: tidak. Mereka itu…

Saya: siapa?

Taemin: kau belum tau siapa aku ya?

Saya: siapa kau?

Taemin: bagus.

Saya: ih, aneh.

Taemin: jadi… kau itu anak baru yang selama ini menjadi musuh jung hyo ya? Kau ini orang Indonesia dan… kenapa kau berani memukulnya? Kau ini benar-benar berbahaya…

Saya: kalau aku berbahaya, pasti dia sudah ku lahap hidup-hidup….

Taemin: kau ini…. Kenapa kau bisa seberani itu? Aku saja tidak peduli… haaaah, kau ini benar-benar kampungan ni….

Hebat. Orang ini punya nyali mengatai ku seperti itu.

Saya: kau tidak tahu siapa aku.

Taemin: tetapi aku berusaha mengetahui mu.

Saya: oke. Apa motif mu?

Taemin: cinta.

Aku menyemburkan air yang tengah ku teguk.

Saya: a…apa?

Taemin tersenyum sambil beranjak dari kursinya. Ia bergerak menuju pipi ku. Jangan! Jangan mencium pipi ku! Tidaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaak……

Taemin: hei! Kau ini kenapa? Mimik mu seperti ingin buang air besar saja…

Saya: hah? Memangnya kau ini mau apa sih?

Ah, bodoh. Ternyata hanya ingin berbisik.

Taemin: eh, tidak jadi deh nanti saja.

Hi, aneh!

Saya: ya sudah,kusarankan kau pulang sekarang.

Taemin: aku malah berencana menginap…hehehe…

Saya: apa? Sudah cukup untuk hari ini dan….PULAAAAAAAAANG!!!

Taemin: hei! Iya iya! Tidak usah diteriakkan juga aku tau…. Aku kan Cuma bercanda…

Saya: huh, ayo ambil tas mu. Oh, aku mau ke mini market…

Taemin: hore bareeeng…

Kami berdua memutuskan berpisah setelah aku selesai berbelanja. Di depan mini market.

Taemin: (berbisik) eh, nanti kalau aku sudah pergi, kau pergi ke toko motor didepan apartemen mu lalu kasih kan jepitan yang kuberi kepada penjualnya, ya?

Aku berpikir dan bingung.

Taemin: ya tidak?

Saya: untuk apa?

Ketika ku bertanya seperti itu, dia malah kabur.

Saya: hei!

Taemin: sudah! Lakukan apa yang ku katakan tadi! Sampai jumpa!

Haaah, apa maksudnya?

Akhirnya aku sampai di depan toko tersebut. Sebelum kumasuki, aku melepas jepitan yang diberikan taemin. Jepitan yang aneh dan norak. Jepitan tersebut berbentuk kunci berwarna emas. Kepala kunci berbentuk hati dan bersayap. Setelah melihat jepitan, aku masuk ke dalam toko motor yang barang-barangnya terbilang ‘tidak murah’. Aku menghampiri penjual toko ini untuk menunjukkan jepitannya.

Saya: emm, permisi…aku mau kau melihat ini…

Si penjual: ooooohh, ya ya ya…. Mari mari kesini… ikuti saya… ayo…

Aku enggan akan semua ini. Sebenarnya apa yang terjadi pada jepitan itu?

Si penjual: mari mari sini… kunci ini milik vespa matic ini… silahkan… mau dikendarai langsung atau di antar ke rumah anda?

Saya: hah? Ehm, anda salah orang… aku kesini bukan mau beli benda ini…

Si penjual: tapi ini milik anda… bagaimana? Hei kau sini! Tolong antar benda ini ke rumah noona ini segera… alamatnya sudah kucantumkan…

Saya: hei, bapak tau alamat saya?

Si penjual: pemuda itu yang memberitahu… kau pasti orang yang berarti baginya. Vespa matic 50juta ku akhirnya terjual…. Uhuhuhu… tapi tak apa aku bahagia… hahaha….

Saya: tapi saya….

Si penjual: ayo ayo pulang…. Toko nya sudah mau tutup… atau kau ingin diantar juga bersama motor ini…



Aku keluar dan pergi cepat-cepat dari toko itu. Aku tidak suka ini. Pasti ada maksud di balik ini. Aku lebih menyukai kunci nya daripada motor butut yang diperbarui itu. Apa-apaan taemin sialan itu? Lihat saja nanti.

***

Aku tengah menonton TV dan berbaring di sofa. Tiba-tiba bel pintu berbunyi. Aku membuka pintu.



Seseorang: silahkan tanda tangan di surat terima ini.

Aku melihat isi surat terima itu. Bertuliskan ‘Vespa Matic Lunas dan Diterima’

Saya: aku tidak mau. Suruh yang beli saja yang tanda tangan.

Ketika aku hendak menutup pintu, abang2 pengantar barang itu menahan pintu dengan kaki nya.

Seseorang: tanda tangan atau…

Saya: atau apa?

Seseorang: CEPAT TANDA TANGAAAAAN!!!

Saya: eh…iya iya…

Ya ampun, aku takut kalau diteriaki seperti itu. Aduh aduh. Aneh aneh.

***

Hari minggu pagi. Matahari seperti masih ngantuk. Sama seperti ku. Tetapi aku langsung terjaga ketika handphone-ku berdering. Tenonee..noo..neeeet…

Di seberang sana: selamat pagi! Kau sudah save nomor ponsel ku belum? Oh, bagaimana kalau kita jalan-jalan menggunakan vespa baru mu… mau mau??

Aku menutup telepon nya. Orang gila.

Tetapi handphone-ku berdering untuk kedua kali.

Taemin: mengapa kau tutup? Kalau kau tidak mau jalan-jalan, aku saja yang main ke apartemen mu…boleh kan?

Saya: tunggu aku hari senin.

Taemin: he? Mau ngapain?

Aku menutup telepon nya. Sekarang aku mau bersantai dan meluapkan ingatan-ingatan yang aneh yang mengganjal di otak ku akhir-akhir ini. Oh ya, dipercepat aja kali ya cerita nya.

Aku memandang vespa matic yang basah kuyup karena terguyur hujan tadi malam. Dengan terpaksa aku memakai vespa tersebut kesekolah. Kalau bukan karena ingin ku kembalikan, aku tidak akan menyentuh vespa ini secuil pun. Aku menghubungi taemin sebelum aku berangkat kesekolah.

Taemin: halo? Ada apa nia-noona?

Saya: tunggu aku di depan gerbang chungdam (nama sekolah kami), aku sampai kesana 5menit lagi.

Taemin: he? Kita mau bolos lagi?

Ku tutup telepon ku dan mulai ku starter hingga vespa ini berjalan.

Di sekolah…

Taemin: wah! Kau cocok sekali pakai vespa ini? Hahaha…. Pilihanku tidak salah…

Saya: ini kuncinya.

Taemin: he..hei! ini ku berikan untuk mu…mengapa kau kembalikan lagi?

Saya: anggap saja anda tidak pernah mengenal saya. Saya harap anda BISA menjauhi saya. Selamat pagi dan selamat tinggal. Permisi.

Mimik wajah taemin terlihat membeku. Ia merasa seperti ada yang menamparnya.

Dan aku? Kehidupan ku akan kembali seperti semula. Aku pun secara tidak sadar tersenyum. Tetapi tiba-tiba aku merasa kan sakit yang parah dan begitu dalam. Aku berdarah. Betis ku berdarah. Rupanya ada yang menusuk ku. Siswa itu kabur. Dia memakai kupluk dan aku tidak bisa melihatnya. Aku sudah tidak kuat, ini sakit sekali. Aku menangis. Aku takut aku tidak bisa berjalan lagi. Aku mulai lemas. Sebelum aku jatuh tersungkur, aku mendengar anak-anak lain berteriak histeris dan…aku melihat taemin berlari kearahku.

Sekeliling gelap dan rasa sakit kaki ku sudah tidak terasa. Dan akhirnya aku bisa membuka mataku. Tak perlu bertanya, aku sudah tau aku di rumah sakit.

Taemin: nia-noona! Aah, syukurlah kau sudah sadar….

Saya: jangan menelpon ayah ku ya.

Taemin: tapi, pihak sekolah sudah menelpon nya…

Saya: ah, bodoh sekali.

Ah, aku benci bau obat.

Saya: aku mau pulang.

Taemin: tapi kau harus rawat inap?

Saya: kau saja yang menginap disini.

Kaki ku senut-senut dan tiba-tiba menjadi sangat sakit.

Taemin: ku bilang juga apa… sakit bukan?

Saya: bukan.

Ya Tuhan, ini sakit sekali. Siapa sih yang menusuk ku itu? Apa suruhannya jung hyo?

Aduuuh, ini sakit sekali. Betis bekas sayatan itu terasa seperti sedang di gergaji. Sangking sakitnya akhirnya aku meringis.

Taemin: betis mu baru selesai di jahit.

Saya: apa?! Sedalam itukah lukanya sampai2 harus dijahit??

Taemin: memang sayatannya dalam…

Saya: kau lihat siapa yang menyayat kaki ku tadi?

Taemin: aku keburu panik waktu kau sudah berdarah dan mau jatuh jadi aku tidak lihat, tapi… pihak sekolah sedang mengurus itu… tenang saja..

Saya: aku ingin pulang ke Indonesia.

Taemin: apa? Ah, baru segini saja sudah nyerah… payah…

Saya: baru segini?

Aku menatapnya dingin. Enak saja ‘baru segini’!

Taemin: sudah, kau istirahat saja dulu. Aku akan menemanimu sampai ayah mu datang.

Tiba-tiba terdengar dering handphone.

Taemin: halo?

Di seberang sana: ya, dengan taemin ya?

Taemin: ya, kenapa?

Di seberang sana: kami pihak sekolah tidak bisa menghubungi keluarga dari nia… ada nomor lain yang bisa kami hubungi…

Taemin: hei nia, ada tidak?

Aku menggeleng.

Taemin: ng, tidak ada… tidak usah kalau begitu… biar kami saja yang menghubunginya…

Taemin mematikan ponsel nya.

Taemin: mengapa ponsel ayah mu tidak aktif?

Saya: biarkan saja, itu lebih baik. Jadi dia tidak akan mengomeli luka ku… kalau kau ingin pulang, pulang saja…

Taemin: mana mungkin bodoh! Aku akan menjaga mu malam ini.

Saya: terserah saja… jam berapa ini?

Taemin: ng, jam 11… aku belikan kau makan ya? Nanti aku akan segera kembali…

Saya: tidak usah kembali juga tidak apa-apa…

Taemin: oke, aku pergi…

Aku menyalakan TV. Sebuah video klip dari ‘shinee’ sedang di putar. Aku merasa pernah melihat seseorang dalam video ini. Aku mengganti channel lain. Sebuah acara talk show sedang disiarkan…

Penyiar acara: penonton yang bergembira! Tentu kalian tidak ingin menunggu lama kan, siapa yang akan muncul satu ini… INI LAH DIA, SHINEEEE….. uwaaah, mereka terlihat bergembira… mari kita sapa terlebih dahulu ke… TAEMIN apa kabarmu? Dan..bla..bla…bla…

Aku mematikan TV dan menarik nafas dalam-dalam. Tiba-tiba pintu terbuka dan taemin pun masuk.

Taemin: maaf menunggu lama…. Ini makanan mu… aku belikan yang paling enak… hehe, cepat sembuh yaa, nia-noona… ayo dimakan…

Saya: ……

Taemin: kenapa tidak dimakan? Kau ngantuk?

Saya: ……

Taemin: nia-noona, ada apa dengan kau? Tidak nafsu makan? Yosh…, aku suapin mau ya? Ehehehe… ayo…aaaa….

Saya: keluar kau. Aku tidak terima hidup ku rusak di tangan ARTIS GADUNGAN seperti diri mu.

Ya, kata-kata itu tiba-tiba terucap begitu saja dari lidah ku. Taemin terlihat sangat terkejut.

Taemin: apa? Artis gadungan? Hah? kau kira jadi artis itu GAMPANG APA??! Kau tau, aku hanya ingin dihargai. Maaf sudah mengganggu hidup mu. Sebentar lagi teman-teman mu akan datang. Mungkin lebih baik mereka yang menemani mu malam ini. Permisi.

Ia pergi dan membanting pintu.



Aku tidak tau mengapa semuanya jadi begini. Kalau saja taemin tidak bertemu dengan ku, dia tidak akan sakit hati begini. Duh, mana omongan ku seperti nya parah sekali? Tidak tau ah.

Tidak lama kemudian sun hee, min hyun, dan sang woo datang. Aku tersenyum ketika melihat mereka masuk. Tetapi raut mereka tidak ada enaknya sama sekali.

Sun hee: ini! Kami bawakan kue Korea kesukaan mu!

Sun hee menaruh kue tersebut sambil dibanting. Aku mulai mencium kebusukan.

Saya: kalau tidak sudi ngasih ya tidak usah.

Min hyun: heh jalang, kau kira kau itu hebat ya? Sekarang rasakan kaki mu kesakitan…

Saya: jadi kalian dalang nya?

Sang woo: bukan sih. Tapi kami ikut senang! Kau sudah merebut TAEMIN KAMI!!! Itu tidak bisa di maafkan!!

Ya ampun, kelakuan orang Korea asli sama ya seperti di film nya. Berlebihan. Untung mereka bukan di Indonesia.

Saya: sudah selesai?

Min hyun: belum! Kami belum puas kalau kau belum menderita!

Sang woo: kami disini akan me… eh?

Aku mengambil pisau dari potongan buah. Aku menyeret pisau itu dari leher hingga perut min hyun karena dia yang paling dekat.

Saya: serem ya kalau pisau ini benar-benar menusuk tubuh kalian?

Semua terpaku. Tiba-tiba sun hee berani membuka mulut. Aku melempar pisau tersebut kearahnya dan sengaja ku buat meleset. Sun hee menangis.

Saya: jangan main-main kalau tidak mau celaka. Kalian mau bawa bandit kelas kakap, si jung hyo sekali pun aku tidak takut. Lebih baik kalian pulang. Aku sudah tau, akhirnya pasti sesuatu yang tidak jelas!

Sang woo: AWAS KAU DASAR TOLOL!!

Mereka keluar di iringi tangisan ketakutan sun hee. Ya ampun, aku benar-benar ingin pulang ke Negara ku. Di sini berlebihan sekali. Lebai, kata anak gaul. Sangking pusing nya, aku lahap saja kue pemberian mereka bertiga. Di tengah enaknya makan kue, aku tersedak. Tenggorokan ku menjadi sakit sekali. Perut ku juga jadi panas. Kenapa aku? Perut ku sakit sekali seperti di lilit dari dua arah. Aku mencoba minum tetapi aku muntahkan. Sebelum kalap, aku sempat memencet bel kamar beberapa kali.

Sebelum aku benar-benar tidak sadar, aku melihat seorang suster berlari kearah ku dan langsung memanggil dokter. Bagus. Hidup ku terselamatkan lagi.

Aku membuka mata ku dari kekosongan mimpi. Pandangan ku masih tidak bersahabat. Satu-satunya yang ingin aku tau, seseorang yang sedang berbicara dengan dokter. Itu ayahku? Ayah ku ya?

Ternyata bukan. Sama sekali bukan. Itu taemin.

Tiba-tiba dokter menghampiri ku.

Dokter: wah, sudah bangun? Bagaimana keadaan mu?

Saya: sehat.

Dokter: bagus. Maaf, kami hanya bisa menghubungi teman mu ini. Kami tidak punya nomor keluarga mu.

Saya: tidak apa pak, terima kasih. Ngomong-ngomong saya ini kenapa pak?

Dokter: biar teman mu ini yang menjelaskan. Saya permisi dulu.

Ck, kenapa harus dia lagi dia lagi sih???

Aku cuma diam sambil melihat kearah jendela. Aku malas bertanya ke taemin. Lalu taemin membuka mulut duluan.

Taemin: kenapa sih tidak memakan makanan yang ku beli? Tentu kau tidak akan seperti ini jadinya… kau tau tidak kau itu kenapa?

Aku menggeleng.

Taemin: haaah, kau tadi diracuni tau. Apakah teman-teman mu yang melakukan ini?

Saya: mereka bukan teman.

Taemin: kau tau, aku khawatir pada mu. Bolehkan aku menemani mu disini?

Saya: aku sudah jahat kenapa kau masih ada disini?

Taemin: aku tidak tau kenapa kau bisa berkata seperti itu tadi. dan aku bersedia diteriaki seperti anak SMA waktu itu, kalau seandainya itu kau… aku senang….

Saya: ? tidak mengerti.

Taemin: ah, dasar bodoh. Lupakan deh… hei, kenapa dia malah tidur…. Aduh…

Aku lemas. Seperti nya racun tadi berhasil membuatku benar-benar menderita.

***

Senja. Aku sudah bangun dan entah kenapa merasa ingin mencari taemin. Tiba-tiba ia datang membawa kompresan. Ia mengompresi ku dengan air hangat dan mulai berbicara.

Taemin: bagaimana keadaan mu? Masih sakit tidak perut mu? kau harus minum susu. Itu akan menetralisir racun di perut mu…

Saya: iya dok.

Taemin: aku serius. Kenapa sih kau sangat membenci ku?

Saya: aku tidak membenci mu. Aku benci kenapa kita harus bertemu. Aku tidak cocok bergaul dengan orang seperti mu.

Taemin: ah, tidak. Aku justru merasa cocok sekali…hahaha…

Saya: dari sisi mananya?

Tiba-tiba aku teringat kata-katanya waktu di meja makan. Cinta. Aku mual. Taemin memberikan ku ember.

Saya: ember?

Taemin: iya ember. Kenapa? Ayo muntah…

Saya: tidak jadi.

Taemin: kau harus mengeluarkan racun mu…

Saya: tidak jadi muntah.

Taemin: kenapa? Ember nya kurang bagus? Atau warna nya? Mau ku belikan ember baru?

Saya: heeh, apa sih, tidak segitunya. Aku hanya tidak jadi muntah saja. Soal ember, lupakan…

Taemin: nanti racun mu tidak keluar2… apa mau racun mu ku….

Saya: apa? Kau apakan?

Taemin: tidak jadi. Sensor.

? ye, aneh.

Saya: taemin…

Taemin: ng?

Saya: tidak jadi deh.

Taemin: kenapa tidak jadi terus? Aneh.

Saya: itu…

Taemin: apa?

Saya: itu…. yang di meja makan…

Taemin: meja makan apa?

Saya: aduh, bukan!

Taemin: lalu apa? Ember?

Saya: aduh! Bukan ember! Yang cinta2 itu lho…. Duh…

Akhirnya terlontar begitu saja.

Saya: tidak. Tidak usah di dengar perkataan ku tadi….

Taemin melihat ku.

Saya: ng, aku tidur lagi ya… ng, sampai nanti…

Aduuuh, bego!

Dan akhirnya aku tertidur sungguhan. Aaah, kalau nanti bangun gimana ya?

Tiba-tiba ayah ku datang…

Ayah: NIA! NIA! Ya Tuhan, kamu kenapa nak??? Brengsek! Kau yang membuat anak ku begini ya?? Ya kan?? YA TIDAK???

Dia mengguncang-guncangkan tubuh taemin. Aku melerai.

Saya: yah, aduuh… salah orang! Bukan dia tau…

Ayah: lalu siapa dia hah? Lagipula mengapa bisa sampai begini?

Saya: tidak tau. Ya udalah slow aja yah… ga apa-apa juga kok…

Ayah: jidatmu ga apa-apa??? Enak saja…. Hei kau, jadi kau ini siapa hah?

Taemin menunjuk dirinya.

Ayah: iya kamu lah! Memang siapa lagi? Setan?

Taemin: saya lee taemin, teman putri bapak yang cantik ini…

Ayah: APA? Cantik?? Lihat yang benar dulu baru ngomong…

Taemin: memang cantik…

Ayah: hah, jangan menghasutku! Lalu kau ada urusan apa disini?

Taemin: dari tadi saya yang menemani putri bapak.

Ayah: APA? Menemani atau mau ngapain kau?? Sudah sana pulang…

Saya: AYAH apaan sih… biarin aja dia jadi temanku… memang ayah yang selalu tidak ada…

Ayah: nah, ayah tau… mungkin dia hanya pura-pura baik padahal dia menyuruh orang untuk mencabik betis mu… sudah pasti itu…

Saya: ayah, dia artis… mana mungkin melakukan seperti itu, dia harus jaga attitude…

Ayah: apa?? Artis??? Ini lagi pekerjaan artis???!!…. astaga… persetan dengan attitude!! Sana pulang kamu dasar artis murahan!!!

Saya: AYAH, kebiasaan buruknya jangan di bawa2 dong…

Ayah: SANA KELUAAAAAARR!!

Saya: haaah, susah deh… ayo taemin kita keluar…

Ayah: kita??? Hei, anak brandal itu saja yang ku suruh keluar bukan kamu nak….

Saya: tidak mau. AYO TAEMIN LARIIIIII…….

Aku dan taemin berlari keluar kamar.

Taemin: he..hei, kau memang sudah bisa berlari?

Saya: ini mah kecil…

Tetapi semakin berlari, kaki ku semakin sakit. Sialnya, ayah mengejar kami.

Ayah: NIA! NIA! ASTAGA KAMU INI NAKAL SEKALI SUDAH BESAAAAR… hah..hah.. KEMBALI………….

Suster: ada apa pak? Kenapa teriak2 begitu?

Ayah: tolong sus, yang lari pincang disana….hah..hah.. ORANG GILA!!

Apa? Orang gila? Oh, ayah ku sungguh hebat! Dan aku dan taemin benar-benar diuber-uber layaknya orang gila yang kabur sungguhan.

Taemin: nia… masih bisa berlari?

Saya: sudah, ayo cepaaat….

Taemin: hah, mau gimana lagi…

Taemin menggendong ku.

Saya: heh heh! Apa-apaan kau…eh… turunkan tidak?? Taemin!! Aduuuuh, aku malu bodoh! turunkan aku…. Aish….

Taemin membawa ku masuk taksi.

Taemin: pak, bawa kita kemana saja!

Orang-orang termasuk ayah tidak bisa lagi mengejar kami. Akhir-akhirnya juga ayah pasti pasrah dengan ku. Tiba-tiba ponsel ku berdering. Dari ayah.

Saya: apa ayah ku sayang?

Ayah: hah, terserah mu sajalah. Pokoknya hati-hati di jalan… jangan pulang malam dan perhatikan luka mu… ada luka untuk kedua kalinya, ayah akan membunuh mu, mengerti?

Saya: coba saja kalau bisa yah…hahaha, dadah ayah sayaaang…. Uangnya juga makasih ya…hoho

Ayah: uang? AAAAHH, kau mencuri uang di saku ku?? Dasar anak kurang ajar! Hei! Kembalikan dulu…!!

Aku mengakhiri panggilan. Lumayan.

Taemin: dapat berapa kau?

Saya: tidak perlu tau.

Taemin: ya sudah.

Aku melihat-lihat jalanan. Sepertinya aku kenal daerah sini. Oooh, bukit terang!

Saya: pak, pak… berhenti disini saja!

Taemin: hei, mau kemana kita?

Saya: ini pak uangnya… terima kasih banyak… ayo turun….

Aku mengajak taemin kesebuah bukit yang di kenal sebagai bukit yang punya 1001 cahaya di Korea.

Taemin: aku belum pernah kesini… tapi pernah dengar…

Saya: baguskan?

Taemin: ya. Lilin-lilinya berbentuk..oh, yang itu mirip kau!

Saya: yang mana?

Taemin menunjuk lilin berbentuk beruang hitam yang kacau.

Saya: sialan!

Taemin: ahahaha, memang mirip! Ahahaha…

Aku menggerutu.

Taemin: nia, ada sesuatu di sana…

Saya: hah apa?

Aku menoleh dan kosong.

Saya: ti…



Taemin menciumku…



Aku tidak bisa bernafas. Taemin semakin dalam menciumku. Aku mendorong tubuhnya agar terlepas dari ku. Tetapi susah sekali. Aku benar-benar tidak bisa bernafas.

Taemin: nia! Kau kenapa? Kau mengigau kacau sekali…

Sekarang aku bisa bernafas. Aku tersengal-sengal.

Taemin: baru ditinggal sebentar saja sudah mimpi buruk…bagaimana kau ini….

Saya: aku tidak bisa bernafas dan…..

Taemin: tadi bantal menutupi wajah mu… jelas saja kau sulit bernafas…

Saya: aku bermimpi buruk sekali….

Taemin: ya, itu terlihat dari cucuran keringat mu…

Bodoh. kau yang membuat mimpi ku jadi SANGAT BURUK.

Taemin: ini lap-nya. seka keringat mu. mau mandi tidak?

Aku mengangguk.

Taemin: ya sudah sana. Eh… kau punya dalaman tidak?

Aku menamparnya.

Taemin: heh! Mengapa kau menamparku? Aku kan hanya tanya… punya tidak? Kalau tidak punya ya aku belikan…

Aku menamparnya lagi.

Taemin: aduuuh… ini sakit tau! Ya sudah, terserah mu kalau tidak mau pakai dalaman.

Aku menamparnya untuk ketiga kali.

Taemin: baik! Baik! Aku diam! Aku diam!

Saya: suruh susternya yang beli.



Taemin hanya menghela nafas kesal lalu keluar. Hitung-hitung impas ia telah membuat mimpi ku sangat buruk di akhir cerita. Aku bergegas mandi. Saat tiba di kamar mandi, aku menanggalkan pakaian. Ketika hendak menggayung, aku melihat makhluk hidup. Dan makhluk ini yang paling membuat ku takut dimuka bumi. Kecoak.


Saya: HIAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA

AAAAAAAAAAAAAAAAAA….AAAAAAHHH….AAAAAAHHH…..ANJRIIIIT…BUSET DAH KECOAK!!!

Aku mengambil handuk dan buru-buru membuka pintu kamar mandi. Aku jatuh. Aku masih histeris. Saat ku sadar aku dalam keadaan jatuh, aku merasa dibawah ku ini empuk.

Taemin: aduuuuh…beraaaaattt…..heeeegh…

Saya: TAEMIN! TAEMIN! DEMI TUHAAN…ADA KECOAK…SUMPAH GA BOHONG…itu..itu… aduuuh, najis sangat….

Dan hal yang lebih menjijikan dari kecoak adalah…aku masih mengenakan handuk, belum berpakaian, dan di depan taemin. Bagus. Aku menampar taemin untuk ke empat kalinya.

Saya: TUTUP MATA MU…..TAEMIIIIIIIN!!!

Aku berlari dan bersembunyi di balik gorden.

Taemin: aduuuuh, kenapa mainan mu tamparan sih??? Dasar cewe kasar…lagipula memang aku nafsu? Kau itu langsing2 tapi beratnya tidak ideal. Mana kecoak nya?

Saya: di gayuuuuung…haaaaa,jijiiiiiiiiiiiiiikk…hadeeeeeh…

Taemin: sudah aku buang tuh. Sana mandi lagi.

Saya: kau keluar dulu bodoh….

Taemin: aku tau….suster akan mengantar pakaian dalam mu sedikit lagi.

Saya: terima kasih, taemin-sshi.

Taemin: kau panggil aku apa?

Saya: tidak ada siaran ulang.

Taemin: ulangi atau aku intip kau?

Saya: pergi atau ku sentil kau?

Taemin: ulangi!

Saya: pergi!

5 menit kami gunakan untuk menyebutkan kata-kata itu secara bergantian.

Tiba-tiba taemin menyibak gorden nya.

Taemin: ulangi tidak? (ngotot)

Saya: baik, akan ku ulangi. Tapi terima lah ini, taemin-sshi!

Aku menamparnya untuk yang kelima kali nya sampai pipinya benar-benar merah. Dia hanya meng-aw-aw saja dan pergi. Orang sinting!

Aku telah selesai berpakaian. Tiba-tiba seorang suster datang.

Suster: maaf, jika adik sudah selesai berpakaian, adik diminta untuk menemui taemin di depan pavilion.

Saya: ng? iya, terima kasih. Suster kau tau? Tadi ada kecoak. Menjijikan sekali. Aku harap ruangan ini bisa di steril kan. Hanya itu. terima kasih mau menerima saran ku.

Suster: dengan senang hati.

Ia tersenyum lalu pergi. Aku memakai jaket untuk pergi menemui taemin.

Saya: ada apa?

Taemin: sakit.

Saya: salah sendiri.

Taemin: tiup.

Saya: apa?

Taemin: tiup pipi ku.

Saya: idih, ogah!

Taemin: kau tidak tau apa?? Ini sakit sekali tau! Kau itu jadi wanita kasar sekali! Kenapa kau ini? Tidak bisa NORMAL SAJA APA???

Ya ampun, aku takut kalau diteriaki. Tapi sebenarnya aku berani. Tapi kenapa dengan taemin aku takut? Aduuuh, lawan…lawan…

Saya: a..aku… aku tidak kasar kok!

Taemin: APA??!

Taemin melototi ku. Aku melototi ia balik. Tetapi aku kalap. Mata nya seram sekali seperti marah sungguhan. Tapi, masa taemin bisa marah?

Saya: ng…taemin marah ya?

Taemin: IYA! SEKARANG TIUP PIPI KU ATAU AKU AKAN….

Katanya kasar sekali.

Saya: iya! Iya! Tiup saja kan?

Taemin: iya, tiup! Cepat lakukan! Sakit sekali tau!

Saya: iya iya…

Aku mendekatkan bibir ku ke pipi nya agar bisa meniup. Aku jijik dengan pose ini. Di sela aku meniup pipi nya, taemin memegang pundak ku dan mendorongnya.

Apa yang terjadi? Tentu para pembaca tau itu. dan kali ini aku benar-benar bodoh…

Aku mencium pipi taemin. Sungguh bagus. Sangaaaaaaaaat bagus. Benar-benar BAGUS.

Taemin: ehehehehe…..

Aku meninjunya. Iya jatuh tersungkur.

Taemin: AW!! Astaga…. Kau ini ikut perguruan mana sih??! Menampar saja sakit sekali, aw…. Apalagi kau meninju ku seperti ini??…. lihat, hidung ku berdarah….

Aku pergi, masuk kamar dan mengunci pintu. Taemin memburu ku tetapi terlambat.

Aku menarik selimut dan tidur. Tiba-tiba ponsel ku berdering. Dari taemin.

Taemin: nia-noona….aku hanya bercanda….ayolah buka pintunya…..

Aku menutup panggilannya dan beranjak untuk mengemasi barang-barang taemin. Kemudian aku membuka pintu. Taemin berdiri sambil tersenyum.

Taemin: hehe, maafkan a…

Aku melemparkan tas miliknya.

Aku menutup pintu dan menguncinya kembali.

Aku kembali ke pembaringan dan menarik selimut untuk segera terlelap agar melupakan segala kejadian-kejadian aneh yang tak ada habisnya. Tetapi ponsel ku berdering lagi. 3 kali deringan panggilan, 4 kali deringan pesan, 5 kali deringan panggilan lagi, 1 kali deringan pesan lagi. Yang terakhir adalah deringan tanda lowbatt yang juga sekaligus penghantar ku menutup mata malam ini.

Aku terbangun. Saat aku melihat jam untungnya sudah pagi. Aku meraba ponsel ku yang ternyata masih bertahan. Aku melihat 20 kali miscall dari taemin, 9 pesan masuk dari taemin dan 1 pesan masuk dari ayah. Aku membuka pesan dari ayah. Isinya…

‘nak, ayah sedang dalam masalah Negara yang sangat sulit. Jangan mengira ayah tidak tau apapun tentang kau selama ayah tidak ada. Kasus tentang murid yang menusuk kaki mu juga ayah tau. Kau tau ayah dan ayah tau kau. Ayah harap kau tidak marah dan mengharapkan ayah hadir menemani mu hingga kaki mu sembuh. Ayah tau kau kuat. Lain kali hati-hati dan gunakan jurus yang ayah ajarkan jika kau dalam keadaan yang benar-benar sulit. Tuhan selalu melindungi kita semua.

NB: kau hanya tertusuk. Jangan dibesar-besarkan. Kasihan sekolah mu.’

Aku mengakhiri bacaan pesan dengan helaan nafas yang panjang. Aku kembali melihat daftar pesan masuk. Semua taemin. Aku tidak nafsu sama sekali. Aku bangun dari tempat tidur dan men-charge ponsel ku. Ketika aku melakukannya, aku mendapat panggilan dari si gila. Maksud ku taemin. Entah kenapa aku mengangkatnya. Taemin berbicara dengan nada mengantuk.

Taemin: hoaaaaah….heeeeei….buka pintunya….gara-gara kau aku terpaksa tidur di luar…..ayoooo bukaaaa…..hoaaaaah….

Aku menutup panggilan dan membanting ponsel ku ke sofa. Aku berteriak seperti orang gila. Aku ikutan gila gara-gara taemin. Aku melempar handuk, melempar pakaian dalam ku dan loncat-loncat di atas tempat tidur ku sambil tertawa-tawa. Aku meringis. Aku mengacak-acak rambut. Aku menjedoti kepala ku ke kasur. Aku meroda. Aku bersalto. Aku menari-nari dan seterusnya. Dan lagi-lagi ponsel ku berbunyi.



Saya: haloooo??

Kataku dengan sok manis.

Taemin: seperti nya kau harus pindah rumah sakit.

Saya: kemana taemin sayaaaaaang?? Haaaa?? Hahahaha…..

Taemin: kau sudah gila. Aku lihat kau dari kaca pintu.

Saya: HA?

Aku menoleh ke kaca pintu.

Saya: hari ini aku pulang. Kau tunggu hingga jam kepulangan ku dan bawakan barang-barang ku. Satu lagi…aku tidak menanggung kebolosan sekolah mu.

Aku menutup panggilan dan berkemas.

Aku dan taemin masuk kedalam mobil. Aku ingin naik angkutan tapi tidak diperbolehkannya.

Taemin: mana ada orang cacat naik bus umum? Tidak akan ada yang mau menolong mu jika ada apa-apa nanti…

Saya: aku bisa menolong diri ku sendiri.

Taemin menggeleng-gelengkan kepala. Tiba-tiba sesuatu berbunyi. Bunyi nya tidak asing tetapi aneh. Ternyata bunyi perut taemin.

Saya: kau lapar?

Ia mengangguk.

Saya: ayo cari makan dulu. Kau pucat sekali.

Taemin: baik.

Kami diam beberapa saat sampai akhirnya aku membicarakan hal yang bodoh.

Saya: taemin…kenapa selalu saja kau ada dan membuatku semakin….

Taemin: semakin apa?

Saya: semakin punya….

Taemin: punya apa?

Saya: itu… sesuatu yang menjijikan….

Taemin: apa itu? kau baru saja datang bulan?

Aku hampir saja menamparnya.

Taemin: ayo tampar… Agar ku suruh kau meniup ku lagi…hehehe…

Aku mengeplaknya.

Akhirnya kami sampai disebuah mini market bertuliskan ‘7eleven’.

Taemin: mau pesan apa?

Saya: kau dulu saja.

Taemin: oh, ya nanti kau ambil saja sendiri ya? Tenang aku yang traktir.

Saya: jangan riya. Aku tidak terpesona sekali pun walau kau membelikan ku rumah…

Selagi taemin memesan, aku melihat tayangan TV.

Penyiar: berita seputar selebriti… Luna, personel dari girl band ‘F(X)’ di diagnosa menderita leukemia. Kami masih menunggu hasil jelas dari pihak dokter dan rumah sakit apakah benar ia menderita penyakit parah ini….teruslah bersama kami untuk melihat berita selengkapnya….

Saat aku menoleh, aku kaget setengah mati melihat taemin berdiri terpaku pada layar TV. tanpa diduga, ia memberi sup yang belum ia cicip sama sekali kepada ku dan mengajak ku pergi dari tempat ini.

Dalam perjalanan, taemin berubah drastis menjadi sangat pendiam. Tatapannya terlihat kosong. Aku memanggilnya.

Saya: taemin?

Ia tidak bergeming. Seperti di hipnotis.

Tanpa terasa, taemin menghentikan mobilnya di sebuah rumah sakit internasional korea. Ia turun tanpa berkata-kata dan tidak mengajakku sama sekali. Akhirnya aku turun dan mengikutinya.

Saya: taemin…taemin… aduh jangan terlalu cepat jalannya….

Ketika ingin masuk ke dalam sebuah kamar pasien, taemin menghentikkan ku.

Saya: kau tunggu di luar.

Katanya dingin. Aku heran dengan perubahan sikapnya. Terpaksa aku menunggunya di luar.

Lama sekali. Aku mencuri penglihatan ke dalam kamar tersebut. Aku melihat seorang wanita terbaring lemah. Dia, wanita yang ku lihat di TV barusan. Wanita bernama luna yang mengidap penyakit leukemia.

Disampingnya ada taemin. Iya mencium tangan wanita itu dan mengusapnya. Ada sesuatu yang hangus dari dalam tubuh ku. Entah mengapa aku merasa sangat panas. Aku kembali duduk agar tidak melihat pemandangan yang mengesalkan itu.

Akhirnya taemin keluar.

Taemin: ayo pulang.

Katanya pelan. Ini bukan taemin menurut ku. Mengapa tiba-tiba ia berubah?

Dalam perjalanan, aku bertanya.

Saya: ayo mampir cari makan… kau mau kan? Kau belum makan apapun….

Taemin: aku tidak nafsu.

Jawabnya dingin. Aku kesal akan sikapnya. Aku memaksanya membanting stir.

Taemin: kau gila ya??

Saya: ayo turun! Aku mau kau bicara pada ku sekarang juga!

Kami memesan sup krim hangat dan duduk di jembatan.

Saya: ada apa?

Taemin: apa kau punya rasa pada ku?

Saya: hah? Maksud mu?

Taemin diam.

Saya: perasaan apa?

Taemin: perasaan terhadap ku.

Aku menghembuskan nafas.

Saya: aku tidak tau. Menurut mu?

Taemin: aku harap tidak ada. Haaaah, sial…. Perjuangan ku selama ini sia-sia saja…

Saya: perjuangan apa?

Taemin: hei, besok kau mau masuk sekolah?

Saya: tentu saja. Aku tidak mungkin meninggalkan fisika…

Taemin: kau tidak takut?

Aku mengangguk malas.

Taemin: aku menyesal ayahmu tidak bisa menemani mu…ng, hari sudah larut, ayo pulang…..

Aku beranjak tetapi kaki ku malah terjatuh.

Taemin: aduh, kau tidak apa-apa? Apa masih terasa sakit?

Saya: tidak tau. Tiba-tiba aku terjatuh saja. Cuma kepleset.

Taemin: sini, naik ke kepunggung ku?

Saya: ah, tidak usahlah… aku bisa jalan sendiri..aduh….

Taemin: tidak usah sok tau… cepat naik.

Taemin pun menggendong ku hingga ke mobil dan mengantar ku pulang.

Sesampainya di rumah…

Saya: terima kasih banyak, taemin-sshi.

Taemin: jangan memanggil ku seperti itu. aku benci kau memanggilku seperti itu.

Saya: kenapa? Kau yang ngotot ingin di panggil seperti itu mengapa sekarang menolak?

Taemin: aku sudah patah hati. Baiklah, aku pulang dulu. Jaga diri mu ya, nia-noona.

Saya: hush, bicara mu seperti orang yang mau pergi selama nya saja…

Ia hanya tersenyum.

Taemin: aku pulang dulu ya. Sampai nanti.

Saya: tunggu sebentar… sebelum kau pulang, ada yang ingin ku tanyakan…

Taemin: apa?

Saya: siapa wanita itu?

Taemin: ia teman baik ku. Sudah ya. Sampai jumpa.

Saya: hati-hati dan sekali lagi terima kasih….

Aku berbaring di kasur ku yang empuk. Saat mulai terlelap, aku mendengar dering pesan dari taemin.

‘sudah tidur belum? Nyalakan TV dan lihat arirang’

Aku menyalakan TV dan memilih stasiun TV arirang. Ada berita yang mengejutkan. Jung hyo dan sun hee tertangkap basah mengkonsumsi narkoba di gudang chungdam. Min hyun dan sang woo yang awalnya ingin ikut mengkonsumsi akhirnya tidak jadi karena ada ulangan.

Tiba-tiba 1 pesan masuk dari taemin.

‘kau sudah melihatnya? Kau laporkan saja ulah mereka’

Aku membalas,

‘sudahlah biarkan saja. Lagipula kau bilang ini bukan masalah besar. Aku tidak tega pada chungdam. Oh ya, tumben tidak menelpon?’

Ia tidak membalas. Sebenarnya taemin kenapa ya? Dan kenapa juga aku menjadi sangat penasaran dan ingin tau? Tiba-tiba ide gila muncul. Ide gila yang seharusnya tidak dipikirkan oleh ku. Tetapi hati ini terlanjur menggebu-gebu. Ah, bodo deh. Yang penting hati ku lega.

Aku mengirim pesan untuk taemin.

‘hei, aku ingin menunjukkan kalau aku bisa bermain piano pada mu. Aku akan memainkan sebuah lagu yang pernah kau mainkan di TV. kau mau kan? Besok setelah pulang sekolah’

Aku menekan tombol, send.

Aku kembali berbaring dan menunggu balasan taemin. Tak lama, sebuah pesan masuk. Aku sangat berdebar-debar membukanya karena aku tau ini dari taemin. Sebelum aku membuka pesan tersebut, aku berharap besok bisa berjalan lancar. Aku tau taemin tidak akan menolak ajakan ku. Hehehe.

Tetapi harapan ku terlempar jauh. Jantung ku berdetak menjadi sangat kencang. Aku bingung setengah mati dengan apa yang dikatakannya dalam pesan ini. Aku menutup mulutku sambil membaca balasan darinya.

Ia berkata dalam pesannya, ‘mungkin ini terdengar aneh bagimu, tetapi aku akan menikah’

Mengapa anak belum cukup umur seperti mu harus menikah, taemin? Dan mengapa semuanya terjadi benar-benar dramatis? Gila ya. Ini gila. Aku mulai menyukai mu dan mulai ingin di dekatmu tetapi malah kena yang sebaliknya? Aku sungguh tidak mengerti hidup ini.

Aku memutuskan untuk mengubur rasa yang sekarang membuat ku benar-benar muak.

Di sekolah…

Teman2: hei, aku dengar taemin akan menikah? Kasihan sekali dia… sudah artis, tidak punya teman, sekarang dipaksa menikah pula…ckck, begitu ya kehidupan orang-orang terkenal?

Teman2: aku dengar keluarga dari luna memohon pada taemin untuk menjaga anak mereka… huh, taemin kan milik kami, kenapa orang tua itu? mentang-mentang taemin teman luna dari kecil…

Ketika teman-teman sibuk membicarakan hal itu, aku mulai tersadarkan. Pertemuan ku dengan taemin merupakan hal yang biasa-biasa saja. Aku nya saja terlalu percaya diri. Aku di Korea ini yaa…hanya sebatas numpang sekolah, cari ilmu, mengenal orang dan mencari pengalaman. Itu saja. Aku juga bodoh ya, mengbuang-buang waktu dengannya sampai akhirnya aku hanya mendapatkan sesuatu yang bodoh dan tidak berguna, cinta maksud ku. Entah apa jadinya aku seusai sekolah dari Korea kalau begini jadinya. Baiklah, aku berjanji pada diri ku sekarang untuk tidak main-main lagi. Ya, tidak main-main lagi dan melupakan kegagalan hidup yang ada. Dari mulai tidak punya orang yang bisa dipercaya sampai tidak punya sama sekali seseorang yang bisa berbagi rasa bersama. Yak, aku sambut perubahanku dengan tangisan. Aku menangis sekencang-kencangnya di atap sekolah.

Terdengar langkah seseorang…

Taemin: sedang apa kau? Tidak baik nangis disini…kalau kau terbesit pikiran untuk bunuh diri, kau pasti akan langsung terjun dari sini…menangis saja dikamar mandi…

Saya: siapa yang mau bunuh diri?

Taemin: ini sapu tangan ku.

Saya: terima kasih.

Aku melihat sapu tangannya. Di sapu tangan tersebut bertanda ‘L & L’. aku sentak menahan isakan ku.

Saya: ng, ini…tidak jadi. Ini sapu tangan mu dengan luna, ya kan? Masa aku kotori dengan ingus ku…ng, permisi ya taemin, sampai ju…eh, selamat ti….

Taemin: tunjukan permainan piano mu dulu baru boleh berkata seperti itu pada ku.

Aku mengangguk. Ia memegang tanganku dan kami berdua berjalan menuju ruang musik.

Saat tiba, aku duduk di kursi piano dengan masih memegang tangan taemin.

Taemin: hei, bagaimana memainkan piano kalau tangan mu memegang ku seperti ini?

Aku menggeleng. Maksud ku, aku tidak ingin melepaskannya.

Taemin: nia, aku sudah berjanji dalam hati ku kalau….

Aku mendongak ke wajahnya.

Taemin: setelah kau lepaskan pegangan tanganku ini, aku akan kembali memegang tangan mu untuk selama nya di lain kesempatan… sekarang, lepaskan tangan mu…

Air mataku menetes. Aku menangis sejadi-jadinya.

Saya: kau ini menyedihkan ya taemin??! Teman2 bilang kalau kau itu kasihan sekali sebagai orang yang terkenal…kau itu sangaaaaaaat menyedihkan, kau tau itu??? padahal aku mulai senang dengan ini…tetapi kau malah pergi…..kasihaaaaaaan….huh

uhu….huaaaaaaaa…..aaaaahh….

Taemin mengusap air mataku dengan jas sekolahnya. Dia tersenyum. Apa maksudnya dia senang?

Taemin: ayo, mainkan piano-nya… sebutkan pada ku apa judulnya?

Dengan terisak-isak aku menjawab,

Saya: river flows in you…

Aku mulai memainkannya. Ya Tuhan, kenapa aku jadi cengeng begini? Aku baru merasakan sakit hati. Dan ternyata sakit sekali.

Tuts piano yang ku tekan terasa basah dan licin. Permainanku makin kacau.

Taemin: hei, kenapa nada-nya salah? Seharusnya begini…

Ketika taemin membungkuk untuk memberitahu, tubuh ku bergerak sendiri dan memeluknya.

Saya: aku me….

Taemin: jangan katakan itu ku mohon!

Katanya kasar.

Taemin: lepaskan pelukan mu….

Aku justru mengeratkan pelukan ku. Tetapi taemin mencoba melepaskannya. Akhirnya terlepas juga.

Taemin: sekarang ucapkan kalimat perpisahan…

Saya: mengapa harus aku? Kau saja yang mengucapkannya…

Taemin: kalau aku ucapkan itu, artinya aku telah memutuskan untuk benar-benar meninggalkanmu… aku tidak mau…

Saya: kalau begitu aku juga…. Ng, sampai jumpa lagi, taemin-sshi… jagalah luna….

Taemin mengangguk mantap. Ia meninggalkan ku sambil berlari.

Bel pulang di bunyikan. Tiba-tiba teman taemin datang.

Kang su: nia! Nia!

Saya: huh?

Kang su: entah kenapa aku melihat taemin menendang2 meja dan mengacak2 kursi…mukanya merah sekali…. Sepertinya marah besar.aku saja tidak berani memanggilnya. Kau tau tidak dia kenapa?

Saya: ga tau. Mau nikah kali…

Kang su: tetapi setau ku seseorang kalau ingin menikah pasti senangnya minta ampun… tetapi mengapa taemin marahnya minta ampun? Aneh… lagipula luna-noona kan baik, cantik pula….huehehehe….aku sih mau…

Saya: …..

Kang su: hei, bukannya taemin menyukai mu?

Aku pergi meninggalkannya. Haaah, aku sudah tidak ada urusan lagi.

Malam ini dingin sekali. Aku mengaduk coklat panas ku dan meminumnya. Aku memuntahkannya kembali karena sangat panas. Haaaah, kenapa aku menyiksa diri ku sendiri?

Aku menyalakan TV.

Penyiar TV 1: besok adalah hari yang bersejarah untuk artis dan penyanyi muda taemin dia akan menikah dengan…

Aku mengganti saluran.

Penyiar TV 2: tidak disangka-sangka artis muda yang berbakat, lee taemin, akan menikah dengan luna, personel f(x) yang sedang naik daun….

Aku menggantinya lagi.

Penyiar TV 3: penyakit yang di derita luna f(x) seolah akan terobati dengan adanya taemin di sisinya kali ini…

Aku menggantinya lagi. Mengganti lagi. Menggantinya lagi dan lagi. Aku mematikan TV. semua acara membicarakan hal yang sama.

Aku berbaring di sofa dan memutuskan untuk tidur di depan TV karena acara malam ini bagus-bagus. Aku mengecek ponsel ku yang ternyata kosong. Aku membuat pesan baru untuk ayah.

‘ayah, kapan aku pulang ke Indonesia?’

Ayah membalas,

‘kalau kau naik kelas 3, kenapa?’

Aku membalas,

‘tidak, aku kangen Indonesia’

Setelah ku kirim pesan terakhir, aku mulai menutup mata. Ketika aku mulai mengantuk, bel pintu mengagetkan ku. Aku berdiri malas untuk membuka pintu. Yang ku temukan hanya sepucuk surat yang tebal. Surat tersebut berisi sebuah kertas dan undangan.

Di kertas itu tertulis sesuatu.

‘singkat saja, aku menikah dengan luna karena dia teman terbaikku. Kau tau ia sakit leukemia bukan? Itu sebab utama aku menikah diusia sedini ini. Orang tua-nya memohon pada ku sambil bersujud agar aku mau menikahi luna yang kini selalu sendiri. Sekarang kau tau, orang-orang terkenal sebenarnya sangat kesepian. Aku bersedia karena orang tua-nya memohon sampai seperti itu pada ku, dan juga luna adalah teman baikku sejak kecil. Aku selalu mencoba mencintainya tetapi selalu tidak bisa. Aku mengenal hal yang aneh itu ketika aku bertemu dengan mu. Aku hanya ingin mengatakan kalau aku suka padamu. Sangat suka. Aku suka kehidupan mu yang bebas tetapi tetap tanggung jawab. Tolong pegang janji ku, nia-noona. Sampai jumpa.

NB: undangan yang ku beri adalah undangan pernikahanku dengan luna. Jiika kau ingin datang, aku akan sangat sedih. Jika kau tidak datang, aku akan merasa sangat gembira.’

Apa ini? NB yang aneh. Aku melihat undangan tersebut. Begitu mewah dari sampul hingga akhir. Aku hanya mencibir. Aku mengutak-atik ponsel ku dan membuat pesan baru untuk taemin.

‘aku kan sekolah. Memangnya kau yang mau merayakan kebahagiaan.’

Taemin membalas pesan ku hanya dengan emoticon tersenyum. Huh. Ya sudahlah. Yang penting, ku doakan besok semua berjalan lancar untuk taemin dan luna.

Pagi ini, di sekolah…

Saya: maaf pak guru, hari ini mengapa di liburkan?

Guru: sekolah di liburkan agar bisa menghadiri acara pernikahan taemin…

Aih, apa-apaan sekolah ini? Bukankah ini tempat belajar dan tidak ada sangkut pautnya dengan pernikahan? Hadeh…

Tiba-tiba sebuah pesan masuk dari taemin.

‘tidak usah dipaksakan kalau kau tidak ingin datang. Chungdam memang suka mengada-ada. Kau bisa jalan-jalan dan berlibur. Vespa matic yang ku berikan sudah ku taruh di garasi apartemen mu. Kau masih mau menerima nya kan?’

Aku membalas,

‘ya, aku mau. Aku harap aku masih bisa mengingatmu kapan pun. Karena kamu lah yang pertama.’

Ia membalas,

‘pertama apa maksudmu?’

aku membalas,

‘fokus pada pernikahan mu.’

Kau lah orang pertama yang mengajari ku kalau aku tidak sendiri. Kemudian aku pulang dan berpegang teguh untuk melupakan masa lalu. Tetapi aku ingin membuka semuanya. Kenangan di kedai bakpau, tempat dimana aku bertemu taemin pertama kali. Di bangku taman, tempat dimana aku dihiburnya. Apartemen ku, tempat dimana aku mulai mengenal kebodohannya. Di rumah sakit, tempat dimana aku mulai mendapatkan perasaan-perasaan konyol terhadapnya. Dan juga di sekolah, tempat dimana aku menghabiskan kisah dan berpisah dengannya. Semuanya begitu cepat. Hanya terjadi beberapa hari saja kalau para pembaca ingin membaca ulang cerita ini dan menghitungnya.

Sekarang aku tidak berani mengatai taemin adalah sebuah kesialan yang dikirimkan Tuhan kepada ku. Aku tidak sadar bahwa ia lah yang hati ku pilih.

5 tahun berlalu dan sekarang aku berada di Indonesia, Negara yang ku cintai sekaligus ku sesali.

Aku berhasil menata kehidupanku. Aku mempunyai banyak teman tetapi belum sama sekali menemukan seseorang yang membuat hati ku berdebar-debar. Tiba-tiba ponsel ku berdering. Tertera nama seseorang yang selama ini ku tunggu-tunggu, Lee Taemin.

Aku sontak mengangkat panggilannya.

Taemin & saya: HALO?! (bersamaan)

Taemin: selamat ulang tahun.

Aku terharu. Dia masih ingat hari lahir ku.

Taemin: aku membawa kabar duka, luna…meninggal dunia…

Saya: hah? jangan main-main kau…

Taemin: mengapa harus main-main?

Saya: aku turut berduka… jika saja aku bisa menengok istri mu…

Taemin: aku mohon jangan sebut dia istri ku.

Saya: mengapa? Memang benarkan?

Taemin: istri ku Cuma 1, dan aku mencintai nya….oh ya, aku ingin memberikan sesuatu dari luna untuk mu.

Saya: hah? Aku? Apa itu?

Taemin: nanti akan ku berikan pada mu. kau mau kan bertemu dengan ku di Bali?

Bali? Aduh, mau apa dia?

Saya: ng, bagaimana kalau aku saja yang ke Korea? Bukankah kau sedang debut solo sekarang2 ini?

Taemin: sudah selesai. Tak apa lah. Aku juga ingin berlibur.

Saya: bersama anggota shinee yang lain?

Taemin: tidak. Aku ingin menjadi kan Bali adalah tempat spesial untuk ku…

Saya: oh? Yaa, terserahmu sajalah…

Taemin: haha, kau masih se-cuek dulu ya? Haaah, aku yakin kau sudah sangat cantik di umur mu yang ke-20 ini…hahaha….

Saya: ya, dan kau sudah sangat tua, taemin-sshi….

Taemin: haha, aku senang kau masih memanggilku seperti itu….ya sudah, sampai bertemu di Bali….daaah….

Taemin menutup panggilan padahal aku masih ingin berlama-lama bicara padanya mengingat sudah tidak ada lagi kesempatan untukku mendapatkannya.

Hari minggu ini aku terbang ke Bali. Taemin memberitahu ku telah berada di sana.

Aku turun dari pesawat dan berdesak-desakkan saat ingin ke bagasi. Koper dan tas ku tertumpuk di bawah milik orang lain. Aku kesusahan. Salahku pergi dihari minggu.

Di tengah kesusahanku mengambil barang-barang, tiba-tiba datang seseorang menolongku. Ia dengan sigap mengambil tas, koper dan barang-barang ku. Ia membawakannya.

Saya: eh, maaf tidak usah repot-repot…aku bisa sendiri….

Seseorang: tidak apa-apa. Bagaimana wanita seperti mu bisa membawa barang-barang sebanyak ini? Hebat…

Saya: terlalu berlebihan kau….

Aku merampas barang-barang ku dari tangannya.

Seseorang: hei, aku bukan orang jahat yang ingin mengambil barang-barang mu….

Saya: orang baik pun tidak ku izinkan memegang barang2 ku. Permisi dan terima kasih atas bantuannya.

Seseorang: hei! Tunggu dulu. Buru-buru sekali… perkenalkan aku pentra. Max pentra.

Saya: itu tidak akan menolong…

Aku lekas pergi tetapi dengan cepat, seseorang itu menggocek kantong dan mengambil ponsel ku.

Saya: hei! Berikan ponsel ku atau ku tinju kau!

Seseorang: sebentaaaar….

Orang ini mengutak-atik ponselku. Aku mencoba mengambil ponsel ku, tapi dia selalu nge-les

Seseorang: yak sudah. Ini, terima kasih. Nanti ku hubungi, oke?

Ia pergi meninggalkan ku sambil tersenyum. Huh, dasar setan!

Aku keluar bandara dan mendapati taemin berlari kearahku. Aku jadi ikut berlari. Aku sudah tidak kuat. I miss him so much so I give him a big hug. Aku tersenyum-senyum sendiri dalam pelukannya. Kami saling melepaskan dan tertawa.

Taemin: ayo kuantar.

Saya: ehm, enakan aku menginap dimana ya?

Taemin: aku sudah menyiapkannya untuk mu. aku membeli sebuah apartemen disini.

Saya: apa? Apartemen disini kan mahal sekali??

Taemin: tidak apa-apa. Ini kan khusus untuk mu.

Taemin, tolong jangan membuka hatiku untuk kedua kali. Aku sudah sangat tersisksa untuk yang pertama kali.

Saya: tidak usah deh…eh? Dimana barang-barang ku?

Taemin: yah, sudah kumasukkan semua….

Saya: haaaah, ya sudah deh…. Ayo….

Kami berangkat ke apartemen taemin.

Sesampainya…

Taemin: kau masuk duluan….

Aku membuka pintu dan taemin menyalakan lampu. Ya ampun….

Tempat ini mirip sekali dengan apartemen ku saat di Korea. aku bertanya…

Saya: ini replika apartemen ku dulu?

Aku menoleh ke taemin. Ia menghampiri ku. Ia mengeluarkan kotak kecil dari sakunya.

Taemin: apa kau masih ingat janji ku?

Saya: janji?

Taemin: sekarang aku ada. Apa kau senang? Apa kau masih mengharapkan ku?

Saya: ah, kau bilang kalau kau sudah mempunyai istri yang sangat kau cintai. Itupun bukan luna…kau ini laga nya seperti playboy…tidak suka ah…

Taemin memberikan kotak kecil itu padaku.

Saya: eh, apa nih?

Taemin: hadiah ulang tahun mu.

Aku membukanya. Isinya cincin.

Saya: apa ini? Seperti ingin melamar saja…

Taemin: memang aku ingin melamar mu…

Saya: HAH?

Aku terkaget-kaget dan menganga.

Taemin: awas lalat masuk.

Aku menutup mulut ku. Mana ada lalat di apartemen.

Taemin: bagaimana? Kau mau kan aku lamar?

Aku terdiam. Ini bukan perkara mudah. Mengapa hal yang hampir kulupakan kini datang lagi?

Taemin: bagaimana?

Saya: ng….aku…aduh, bagaimana ya….

Tidak diduga-duga, taemin mengubah posisi ku berdiri menjadi membelakanginya. Ia memelukku dan melakukan hal yang tidak-tidak. Ia mencium leher kemudian pipi ku.

Saya: HENTIKAN!

Aku melepaskan pelukkannya.

Saya: apa-apaan kau ini, hah? Aku bukan orang yang sudi dibegitukan! Aku tidak ikut gaya-gaya barat….asal kau tau itu…

Taemin: kenapa? Kita sudah dewasa kan?

Saya: aku benci kedewasaan.

Taemin: nanti setelah menikah kau akan melakukan yang lebih gila dari ini…

Saya: itu lain cerita.

Taemin merampas kotak kecil yang masih ku pegang.

Taemin: sini, aku pasangkan…

Saya: eeeeh, tunggu dulu… aku saja belum menjawab lamaran mu…. Taemin: lalu mau sampai kapan aku menunggu, ha?

Saya: lalu siapa wanita yang sudah kau nikahi dan kau cintai itu??! aku tidak sudi hanya menjadi pelarian mu saja, bego….

Aku hampir menitikkan air mata. Aku kesal sekali. Bisa-bisanya pria itu. sekarang taemin pun berubah. Taemin yang sekarang bukan taemin yang dulu. Aku terkaget dari kesedihanku karena taemin tiba-tiba menggebrak meja.

Taemin: yang ku maksud itu diri mu tau. Aku hanya ingin menjadikan kau satu-satunya wanita yang menemani ku seumur hidup… kalau bukan karna kau, untuk apa aku ke Bali? Untuk apa aku mengubah apartemen ini menjadi replika apartemen mu yang dulu? Dan yang penting, untuk apa aku susah-susah berjanji untuk kembali pada mu padahal masih banyak wanita lain? Ha? Bisa jawab tidak sekarang? Masih mau memojokkan ku? Ayo, aku menunggu respon mu…

Saya: pakaikan.

Taemin: hah? Apa?

Saya: tentu saja pakaikan benda bulat itu padaku.

Taemin: eh? Cincin maksud mu?

Saya: sudah pakaikan. Kalau kelamaan, aku pulang saja…

Taemin: ha? SERIUS MAU???

Saya: tadi aku bilang apa ha? Cepat pakaikan!

Taemin: HA?? SUNGGUH KAU MAU??? ASTAGA….HAHAHAHA….YESSSSSSSSSSSSS……HAHAHAHAH…WUUUHUUUUUUUUUUUU….HAHAHAHAHA….

Aku ikut tersenyum dan tertawa. Taemin melompat-lompat tidak karuan. Ternyata masih taemin yang dulu. Fisiknya saja yang berubah, berubah menjadi sangat dewasa.

Taemin: lalu? Lalu? Kau mau pakai baju pengantin yang seperti apa?

Saya: pakai baju bebas juga boleh….hahahaha….

Akhirnya kami berdua bisa melanjutkan hal yang tertunda dan semua berjalan lancar. Surat pemberian luna juga berisikan sesuatu yang harus ku lakukan,yaitu membahagiakan taemin.

Dan di sebuah taman kecil, bersih dan juga sejuk, terpampang janur kuning megah bertuliskan ‘LEE TAEMIN DAN NIA MAYOR MINOR, MOHON DOA RESTU’

Hahaha……..sungguh Indonesia……………..

THE END.

***

‘TAMBAHAN BUAT PERAN ‘SESEORANG’ DIBANDARA.’


Ponsel ku berdering. Taemin mengaduh.

Taemin: aduuuh, nia…angkat tuh…. Ganggu orang tidur saja….ck…

Saya: halo? Ck, dimatikan lagi… mengganggu saja.

Ponsel ku berdering lagi. Taemin mengamuk dan mengangkat panggilannya. Dengan nada mengantuk, taemin berkata,

Taemin: maaf, nomor yang anda tuju sedang berhubungan intim. Silahkan hubungi besok pagi. Teeeeeeet…..

Buahahaha! Aku terbahak-bahak melihat tingkahnya. Aduh taemin…..

**END**

3 ♥♥♥:

Post a Comment

Your comment is just like oxygen!

 

©Copyright 2011 Taemin Forever | TNB