Title: Friendship Never Dies
Genre: Friendship (Persahabatan)
Casts: Lee Taemin as Lee Taemin, Moon Geunyoung as Moon Geunyoung.
Seorang lelaki sedang duduk memandangi hamparan laut yang terbentang luas di hadapannya. Tidak seperti hari-hari yang lain, laki-laki itu bisa dengan tenang menikmati dunianya sendiri. Dia dapat merasakan hamparan pasir putih dengan kulitnya, merasakan senyuman mentari sore dan dibuai angin laut yang menyejukkan.
Sungguh suasana yang begitu ia rindukan. Ia menatap lekat ombak yang beradu mencapai bibir pantai. Suasana yang sepi membuatnya kembali ke masa 3 tahu yang lalu, ketika ia dan sahabat terbaiknya duduk di tepi pantai yang sama.
***
3 tahun yang lalu...
''Taemin-ah. Lusa adalah ulang tahunku lho,'' seorang perempuan berlesung pipi mengeluarkan senyuman terbaiknya.
''Ada apa denganmu? Kenapa kau melakukan aegyo?''
''Aniyo Taeminnie. Wajahku memang selalu seperti ini'' gadis itu tersenyum lagi, kini di memoyongkan bibirnya, mencucu seperti mulut ikan.
''Hentikan!'' kini giliran Taemin yang tersenyum.
''Taeminnie, kenapa kau mau bersahabat denganku? Padahal di sekolah aku selalu dikucilkan. Dan kau adalah orang populer,'' gadis itu menatap laut, ia tak berani menatap sahabatnya karena ia takut air matanya akan tumpah.
''Karena kau bilang kau adalah makhluk luar angkasa. Kurasa bersahabat dengan makhluk luar angkasa akan meningkatkan popularitasku di sekolah'' Taemin berusaha menghibur khas dengan caranya. Gadis yang dihibur hanya tersenyum, merasa tersanjung.
''Yaaa!!! Moon Geunyoung, apa yang kau inginkan untuk hadiah ulang tahunmu lusa?'' tanya Taemin mengalihkan perhatian.
''Hmm, aku mau berlian!!!'' gadis bernama Moon Geunyoung memasang tampang serius.
''Kau pikir aku akan mengabulkannya? Dasar gadis bodoh ini!!!!'' Taemin hanya melengos.
Lee Taemin mengacak-acak rambut Moon Geunyoung dan mereka larut dalam suasana sunset di pantai yang sama, tiga tahun lalu.
''Baiklah, bagaimana kalau hadiah ulang tahunnya adalah sebuah kue? Kita tiup lilin bersama di pantai ini!'' kata Geunyoung setengah memohon.
''Akan kupikirkan!'' jawab Taemin menandakan permohonan itu akan dikabulkan. Taemin adalah makhluk yang super ja-im. Dia tidak mau terlihat tunduk oleh siapaun, kapanpun. Dan hal itu hanya dimengerti oleh Geunyoung.
''Asyik! Gamshahae Taemin-ah. Ohya Taemin-ah, ayo kita main tebak-tebakan!''
''Aku sedang tidak mood!'' Taemin asik memainkan cangkang kerang di tangannya.
''Jika aku adalah kertas, kau mau jadi apa?'' gadis itu tidak menggubris jawaban chingunya.
''Kau pasti ingin aku menjawab jadi pulpennya kan?'' Taemin toh akhirnya menjawab tebak-tebakan itu.
''Aniyo!!! Aku ingin kau menjawab jadi paper clip-nya. Soalnya ketika aku merasa sedih dan terpisah jadi berlembar-lembar kertas, kaulah yang mengumpulkan keberanianku lagi menjadi satu,'' Geunyong tersenyum ke arah Taemin.
''Sesukamu sajalah!'' Taemin malu mengakui kalau dia senang dijadikan tempat bernaung gadis itu. Gadis itu, separah apapun kondisi yang menimpanya, dia selalu tegar dan mampu jadi diri sendiri. Tidak seperti dirinya yang selalu berusaha menenggelamkan sosok aslinya dan menjelma jadi sosok orang lain.
Tapi gadis itu, gadis yang bisa membuatnya jadi diri sendiri lagi telah menghianati janji mereka, tiga tahun lalu. Gadis itu tak pernah datang ke pantai itu untuk meniup lilin ulang tahunnya yang ke-15.
***
Di pantai yang sama 3 tahun kemudian…
''Araa, apa yang sedang kau pandangi?'' sebuah suara membuyarkan lamunan Taemin.
Taemin memandang si empunya suara. Suara seorang gadis. Taemin tak bisa melihat wajah gadis itu dengan jelas karena gadis itu mengenakan topi pantai bertepi lebar berwarna oranye.
Tak kunjung mendapat sahutan dari Taemin, gadis itu kemudian bergumam sendiri.
''Pantai ini sangat bagus. Konon ketika kau melihat bintang di ufuk barat saat matahari terbenam, ucapkan permohonanmu maka permohonanmu akan terkabul!'' gadis itu memulai pembicaraan lagi.
Taemin mengernyitkan dahi. Jjinca? Kenapa aku baru tahu mitos itu?
''Siapa kau?'' tanya Taemin dengan nada malas.
''Aku? Aku makhluk luar angkasa! ~Kekeke,'' gadis itu terkekeh.
Taemin merasa ucapan tersebut sangat familiar. Ucapan itu adalah kalimat pertama yang diucapkan sahabatnya ketika mereka pertama kali bertemu.
''Kalau kau, siapa kau?'' tanya gadis itu balik tanpa menatap ke arah Taemin sedikitpun.
''Aku makhluk pribumi. Yaaa! Apa yang kau lakukan di sini makhluk luar angkasa?'' tanya Taemin seraya menatap laut, ia enggan menatap gadis bertopi lebar tersebut. Ia takut menemukan persamaan lain dengan Geunyoung. Ia tak mau mengingatnya meskipun perih.
''Aku sedang menunggu jemputan. Appa-ku akan menjemputku dari planet lain dengan menunggangi lumba-lumba,'' celotehan gadis itu makin tidak masuk akal.
Lumba-lumba? Gadis ini benar-benar aneh! pikir Taemin.
''Memangnya kau berasal dari planet mana? Kenapa kau ada di sini?'' tanya Taemin, seperti berbicara dengan anak TK.
''Aku berasal dari negeri kupu-kupu. Aku kemari untuk mengunjungi sahabatku. Dia adalah serigala pemurung yang selalu menangisi kepergian sahabatnya,'' gadis itu bercerita dengan aksen sedih.
''Apa sahabatmu itu hanya punya satu sahabat? Kenapa harus menangisi kepergianmu?'' tanya Taemin kesal. Entah kenapa dia merasa kesal sendiri.
''Hmm, kurasa dia adalah serigala pemarah dan sombong sehingga kaum srigala lainnya sungkan berteman dengannya. Tapi dibalik tampangnya yang angkuh itu, ternyata, serigala tersebut sangat mudah mengerti orang lain. Meskipun aku dari planet lain, dia sangat mengerti aku.''
Taemin tertegun sejenak. Rasanya semua adegan yang diceritakan gadis itu sangat cocok dengan kisahnya bersama Geunyoung. Gadis itu adalah Geunyoung dan serigala itu adalah dirinya. Tapi tetap wajah gadis itu terhalang dengan topi lebarnya, membuat perasaan Taemin tak tenang. Ia ingin sekali membuka topi itu dan melihat wajah gadis itu.
Sementara gadis itu masih asyik memainkan kayu, seperti sedang mengukir di atas pantai, Taemin terus memberinya pertanyaan.
''Hei, lalu apa alasanmu meninggalkan sahabatmu itu?'' Taemin bertanya seraya menelan ludah. Keringat dingin mengucur mengaliri pelipisnya. Dia sangat ingin tahu alasannya, hanya sebagai pelampiasan ingin tahunya terhadap kepergian Geunyoung.
''Sudah waktunya Appa menjemputku. Katanya, sudah tiba waktuku untuk kembali ke planet kupu-kupu. Aku datang lagi kemari untuk menyampaikan hal itu pada sang serigala, sahabatku. Aku harap serigala tidak lagi murung atas kepergianku. Aku ingin dia tahu meskipun kami berpisah, kami tetaplah menjadi sahabat terbaik''
Taemin terdiam sebentar. Selama sepersekian detik dia merasa mati rasa.
''Geunyoung-ah, kau kah itu?'' Taemin berusaha menyingkap topi milik gadis itu dan berusaha melihat wajahnya. Tapi gadis itu sudah keburu berdiri dan berlari menuju pantai.
''Arraaa! Jemputanku sudah tiba, lihat!!!'' gadis itu berlari ke arah pantai sambil menunjuk ke arah matahari terbenam. Samar Taemin bisa melihat dua ekor lumba-lumba melompat. Benarkah yang ia lihat?
Taemin menelan ludah untuk ke-sekian kalinya. Alisnya mengernyit dan pandangannya sama sekali tak lepas dari arah gadis itu. Tapi semakin dia berusaha fokus ke arah gadis itu, pandangannya semakin kabur.
''Goodbye my friend! My best friend,'' gadis yang berlari menjauh itu kini berbalik badan dan melambaikan tangannya ke arah Taemin. Perlahan Taemin melihat wajah gadis itu semakin jelas, tapi kepalanya sakit, sakit sekali. Ia tahu gadis itu tak kan pernah menemuinya lagi.
''Geunyoung-ah!!!!!!!!!!! Andwe!!!''
***
''Yaaa!!! Taemin-ah!! Lee Taemin!! Bangun!!'' seseorang mengguncangkan tubuh Taemin yang terbaring di atas hamparan pasir putih.
Perlahan Taemin membuka matanya dengan nafas tersengal.
“Geunyoung-ah!! Andwe!!!'' Taemin kembali berteriak dalam keadaan setengah sadar.
''Ada apa Taemin-ah?'' tanya Minho, salah satu Hyung-nya di sekolah.
Taemin yang masih dalam keadaan separuh sadar tidak menjawab. Keringatnya mengucur di seluruh tubuh.
''Jjong Hyung! Jinki Hyung! Key Hyung! Kemarilah! Taemin ada di sini!'' Minho berteriak ke arah 3 pemuda lain yang segera bergegas ke arah Minho dan Taemin.
''Aigoo, Taeminnie, ada apa denganmu? Kenapa nafasmu tersengal-sengal begitu?'' tanya Key. Taemin menutup wajahnya. Ia baru sadar yang ia alami barusan hanya mimpi.
''Maaf Hyung, aku hanya mengalami mimpi buruk,'' jawab Taemin.
''Syukurlah kau kami temukan. Pantai ini kan sangat luas Taeminnie. Kau ini bagaimana, kau bilang akan segera kembali ke hotel sejak jam 11 siang tadi, nyatanya kau terkapar di sini. Kami khawatir tahu!'' Onew tampak menunjukkan kekhawatirannya.
''Sudahlah Hyung! Yang penting Taeminnie sudah ketemu kan.'' imbuh Jong Hyoon menenangkan Onewe. ''Gwaenchana?'' tanyanya pada Taemin.
''Gwenchana yo, Hyung, mianhae membuat kalian khawatir,'' Taemin masih setengah pusing.
''Ah ada ada saja kau ini! Kau benar-benar membuatku khawatir. Ayo kita kembali ke hotel. Sepertinya kau dehidrasi berjemur lama sekali. Ayo kita kembali ke hotel, Manager Hyung sudah menunggu kita.'' tampak Key berusaha memapah Taemin dibantu Minho.
"Besok kita harus meninggalkan Pantai Haeundae ini. Sayang sekali!" Key melanjutkan dengan nada sedih.
Mereka berlima pun akhirnya melakukan perjalanan kembali ke hotel, saat matahari mulai terbenam.
''Ah lihat! Itu kan bintang ufuk barat!'' tunjuk Key ke arah sebuah bintang kejora yang cahayanya masih redup. Kelima namja itu otomatis menoleh ke arah yang ditunjukkan Key.
Taemin merasa kondisi ini familiar. Perasaannya jadi tidak tenang. Apa dia sedang bermimpi lagi?
''Hyung, aku dengar dari penduduk di sini ada mitos lho. Saat kau melihat bintang itu, permohonanmu akan terkabul'' kata Jjong pada Onew.
''Jjinca?'' Onew dan Key tampak antusias hendak memohon. Tapi keinginan mereka segera diurungkan saat Taemin tiba-tiba berlari ke arah laut, membuat keempat Hyung-nya heran.
''Apa yang dia lakukan?'' tanya Jjong heran melihat kelakuan maknae-nya.
''Mwolla'' Minho angkat bahu.
''YAAA!!! MOON GEUNYOUNG!!! AKU TAK PEDULI KAU MAKHLUK LUAR ANGKASA ATAU SIAPAPUN. PERRMOHONANKU HANYA SATU, KUHARAP KITA BISA JADI SAHABAT SELAMANYA!'' usai meneriakkan permohonannya, Taemin kembali ke arah Hyung-nya.
''Taemin-ah, kudengar saat tidur pun kau mengigaukan nama Moon Geunyoung. Siapa dia?'' tanya Minho mengernyit.
''Dia…,” Taemin sempat terhenti “…sahabatku,'' jawab Taemin sambil tersenyum berseri, seolah bebannya yang selama ini selalu memberatkan pikirannya, kini hilang sudah.
''Sahabatmu? Lalu dimana dia? Kenapa tak kau kenalkan pada kami?'' tanya Key dan Onew hampir bersamaan memasang wajah cemburu.
''Tak mungkin Hyung, sekarang dia ada di sana!'' tunjuk Taemin ke arah bintang ufuk barat. ''Dia di surga!''
Sungguh suasana yang begitu ia rindukan. Ia menatap lekat ombak yang beradu mencapai bibir pantai. Suasana yang sepi membuatnya kembali ke masa 3 tahu yang lalu, ketika ia dan sahabat terbaiknya duduk di tepi pantai yang sama.
***
3 tahun yang lalu...
''Taemin-ah. Lusa adalah ulang tahunku lho,'' seorang perempuan berlesung pipi mengeluarkan senyuman terbaiknya.
''Ada apa denganmu? Kenapa kau melakukan aegyo?''
''Aniyo Taeminnie. Wajahku memang selalu seperti ini'' gadis itu tersenyum lagi, kini di memoyongkan bibirnya, mencucu seperti mulut ikan.
''Hentikan!'' kini giliran Taemin yang tersenyum.
''Taeminnie, kenapa kau mau bersahabat denganku? Padahal di sekolah aku selalu dikucilkan. Dan kau adalah orang populer,'' gadis itu menatap laut, ia tak berani menatap sahabatnya karena ia takut air matanya akan tumpah.
''Karena kau bilang kau adalah makhluk luar angkasa. Kurasa bersahabat dengan makhluk luar angkasa akan meningkatkan popularitasku di sekolah'' Taemin berusaha menghibur khas dengan caranya. Gadis yang dihibur hanya tersenyum, merasa tersanjung.
''Yaaa!!! Moon Geunyoung, apa yang kau inginkan untuk hadiah ulang tahunmu lusa?'' tanya Taemin mengalihkan perhatian.
''Hmm, aku mau berlian!!!'' gadis bernama Moon Geunyoung memasang tampang serius.
''Kau pikir aku akan mengabulkannya? Dasar gadis bodoh ini!!!!'' Taemin hanya melengos.
Lee Taemin mengacak-acak rambut Moon Geunyoung dan mereka larut dalam suasana sunset di pantai yang sama, tiga tahun lalu.
''Baiklah, bagaimana kalau hadiah ulang tahunnya adalah sebuah kue? Kita tiup lilin bersama di pantai ini!'' kata Geunyoung setengah memohon.
''Akan kupikirkan!'' jawab Taemin menandakan permohonan itu akan dikabulkan. Taemin adalah makhluk yang super ja-im. Dia tidak mau terlihat tunduk oleh siapaun, kapanpun. Dan hal itu hanya dimengerti oleh Geunyoung.
''Asyik! Gamshahae Taemin-ah. Ohya Taemin-ah, ayo kita main tebak-tebakan!''
''Aku sedang tidak mood!'' Taemin asik memainkan cangkang kerang di tangannya.
''Jika aku adalah kertas, kau mau jadi apa?'' gadis itu tidak menggubris jawaban chingunya.
''Kau pasti ingin aku menjawab jadi pulpennya kan?'' Taemin toh akhirnya menjawab tebak-tebakan itu.
''Aniyo!!! Aku ingin kau menjawab jadi paper clip-nya. Soalnya ketika aku merasa sedih dan terpisah jadi berlembar-lembar kertas, kaulah yang mengumpulkan keberanianku lagi menjadi satu,'' Geunyong tersenyum ke arah Taemin.
''Sesukamu sajalah!'' Taemin malu mengakui kalau dia senang dijadikan tempat bernaung gadis itu. Gadis itu, separah apapun kondisi yang menimpanya, dia selalu tegar dan mampu jadi diri sendiri. Tidak seperti dirinya yang selalu berusaha menenggelamkan sosok aslinya dan menjelma jadi sosok orang lain.
Tapi gadis itu, gadis yang bisa membuatnya jadi diri sendiri lagi telah menghianati janji mereka, tiga tahun lalu. Gadis itu tak pernah datang ke pantai itu untuk meniup lilin ulang tahunnya yang ke-15.
***
Di pantai yang sama 3 tahun kemudian…
''Araa, apa yang sedang kau pandangi?'' sebuah suara membuyarkan lamunan Taemin.
Taemin memandang si empunya suara. Suara seorang gadis. Taemin tak bisa melihat wajah gadis itu dengan jelas karena gadis itu mengenakan topi pantai bertepi lebar berwarna oranye.
Tak kunjung mendapat sahutan dari Taemin, gadis itu kemudian bergumam sendiri.
''Pantai ini sangat bagus. Konon ketika kau melihat bintang di ufuk barat saat matahari terbenam, ucapkan permohonanmu maka permohonanmu akan terkabul!'' gadis itu memulai pembicaraan lagi.
Taemin mengernyitkan dahi. Jjinca? Kenapa aku baru tahu mitos itu?
''Siapa kau?'' tanya Taemin dengan nada malas.
''Aku? Aku makhluk luar angkasa! ~Kekeke,'' gadis itu terkekeh.
Taemin merasa ucapan tersebut sangat familiar. Ucapan itu adalah kalimat pertama yang diucapkan sahabatnya ketika mereka pertama kali bertemu.
''Kalau kau, siapa kau?'' tanya gadis itu balik tanpa menatap ke arah Taemin sedikitpun.
''Aku makhluk pribumi. Yaaa! Apa yang kau lakukan di sini makhluk luar angkasa?'' tanya Taemin seraya menatap laut, ia enggan menatap gadis bertopi lebar tersebut. Ia takut menemukan persamaan lain dengan Geunyoung. Ia tak mau mengingatnya meskipun perih.
''Aku sedang menunggu jemputan. Appa-ku akan menjemputku dari planet lain dengan menunggangi lumba-lumba,'' celotehan gadis itu makin tidak masuk akal.
Lumba-lumba? Gadis ini benar-benar aneh! pikir Taemin.
''Memangnya kau berasal dari planet mana? Kenapa kau ada di sini?'' tanya Taemin, seperti berbicara dengan anak TK.
''Aku berasal dari negeri kupu-kupu. Aku kemari untuk mengunjungi sahabatku. Dia adalah serigala pemurung yang selalu menangisi kepergian sahabatnya,'' gadis itu bercerita dengan aksen sedih.
''Apa sahabatmu itu hanya punya satu sahabat? Kenapa harus menangisi kepergianmu?'' tanya Taemin kesal. Entah kenapa dia merasa kesal sendiri.
''Hmm, kurasa dia adalah serigala pemarah dan sombong sehingga kaum srigala lainnya sungkan berteman dengannya. Tapi dibalik tampangnya yang angkuh itu, ternyata, serigala tersebut sangat mudah mengerti orang lain. Meskipun aku dari planet lain, dia sangat mengerti aku.''
Taemin tertegun sejenak. Rasanya semua adegan yang diceritakan gadis itu sangat cocok dengan kisahnya bersama Geunyoung. Gadis itu adalah Geunyoung dan serigala itu adalah dirinya. Tapi tetap wajah gadis itu terhalang dengan topi lebarnya, membuat perasaan Taemin tak tenang. Ia ingin sekali membuka topi itu dan melihat wajah gadis itu.
Sementara gadis itu masih asyik memainkan kayu, seperti sedang mengukir di atas pantai, Taemin terus memberinya pertanyaan.
''Hei, lalu apa alasanmu meninggalkan sahabatmu itu?'' Taemin bertanya seraya menelan ludah. Keringat dingin mengucur mengaliri pelipisnya. Dia sangat ingin tahu alasannya, hanya sebagai pelampiasan ingin tahunya terhadap kepergian Geunyoung.
''Sudah waktunya Appa menjemputku. Katanya, sudah tiba waktuku untuk kembali ke planet kupu-kupu. Aku datang lagi kemari untuk menyampaikan hal itu pada sang serigala, sahabatku. Aku harap serigala tidak lagi murung atas kepergianku. Aku ingin dia tahu meskipun kami berpisah, kami tetaplah menjadi sahabat terbaik''
Taemin terdiam sebentar. Selama sepersekian detik dia merasa mati rasa.
''Geunyoung-ah, kau kah itu?'' Taemin berusaha menyingkap topi milik gadis itu dan berusaha melihat wajahnya. Tapi gadis itu sudah keburu berdiri dan berlari menuju pantai.
''Arraaa! Jemputanku sudah tiba, lihat!!!'' gadis itu berlari ke arah pantai sambil menunjuk ke arah matahari terbenam. Samar Taemin bisa melihat dua ekor lumba-lumba melompat. Benarkah yang ia lihat?
Taemin menelan ludah untuk ke-sekian kalinya. Alisnya mengernyit dan pandangannya sama sekali tak lepas dari arah gadis itu. Tapi semakin dia berusaha fokus ke arah gadis itu, pandangannya semakin kabur.
''Goodbye my friend! My best friend,'' gadis yang berlari menjauh itu kini berbalik badan dan melambaikan tangannya ke arah Taemin. Perlahan Taemin melihat wajah gadis itu semakin jelas, tapi kepalanya sakit, sakit sekali. Ia tahu gadis itu tak kan pernah menemuinya lagi.
''Geunyoung-ah!!!!!!!!!!! Andwe!!!''
***
''Yaaa!!! Taemin-ah!! Lee Taemin!! Bangun!!'' seseorang mengguncangkan tubuh Taemin yang terbaring di atas hamparan pasir putih.
Perlahan Taemin membuka matanya dengan nafas tersengal.
“Geunyoung-ah!! Andwe!!!'' Taemin kembali berteriak dalam keadaan setengah sadar.
''Ada apa Taemin-ah?'' tanya Minho, salah satu Hyung-nya di sekolah.
Taemin yang masih dalam keadaan separuh sadar tidak menjawab. Keringatnya mengucur di seluruh tubuh.
''Jjong Hyung! Jinki Hyung! Key Hyung! Kemarilah! Taemin ada di sini!'' Minho berteriak ke arah 3 pemuda lain yang segera bergegas ke arah Minho dan Taemin.
''Aigoo, Taeminnie, ada apa denganmu? Kenapa nafasmu tersengal-sengal begitu?'' tanya Key. Taemin menutup wajahnya. Ia baru sadar yang ia alami barusan hanya mimpi.
''Maaf Hyung, aku hanya mengalami mimpi buruk,'' jawab Taemin.
''Syukurlah kau kami temukan. Pantai ini kan sangat luas Taeminnie. Kau ini bagaimana, kau bilang akan segera kembali ke hotel sejak jam 11 siang tadi, nyatanya kau terkapar di sini. Kami khawatir tahu!'' Onew tampak menunjukkan kekhawatirannya.
''Sudahlah Hyung! Yang penting Taeminnie sudah ketemu kan.'' imbuh Jong Hyoon menenangkan Onewe. ''Gwaenchana?'' tanyanya pada Taemin.
''Gwenchana yo, Hyung, mianhae membuat kalian khawatir,'' Taemin masih setengah pusing.
''Ah ada ada saja kau ini! Kau benar-benar membuatku khawatir. Ayo kita kembali ke hotel. Sepertinya kau dehidrasi berjemur lama sekali. Ayo kita kembali ke hotel, Manager Hyung sudah menunggu kita.'' tampak Key berusaha memapah Taemin dibantu Minho.
"Besok kita harus meninggalkan Pantai Haeundae ini. Sayang sekali!" Key melanjutkan dengan nada sedih.
Mereka berlima pun akhirnya melakukan perjalanan kembali ke hotel, saat matahari mulai terbenam.
''Ah lihat! Itu kan bintang ufuk barat!'' tunjuk Key ke arah sebuah bintang kejora yang cahayanya masih redup. Kelima namja itu otomatis menoleh ke arah yang ditunjukkan Key.
Taemin merasa kondisi ini familiar. Perasaannya jadi tidak tenang. Apa dia sedang bermimpi lagi?
''Hyung, aku dengar dari penduduk di sini ada mitos lho. Saat kau melihat bintang itu, permohonanmu akan terkabul'' kata Jjong pada Onew.
''Jjinca?'' Onew dan Key tampak antusias hendak memohon. Tapi keinginan mereka segera diurungkan saat Taemin tiba-tiba berlari ke arah laut, membuat keempat Hyung-nya heran.
''Apa yang dia lakukan?'' tanya Jjong heran melihat kelakuan maknae-nya.
''Mwolla'' Minho angkat bahu.
''YAAA!!! MOON GEUNYOUNG!!! AKU TAK PEDULI KAU MAKHLUK LUAR ANGKASA ATAU SIAPAPUN. PERRMOHONANKU HANYA SATU, KUHARAP KITA BISA JADI SAHABAT SELAMANYA!'' usai meneriakkan permohonannya, Taemin kembali ke arah Hyung-nya.
''Taemin-ah, kudengar saat tidur pun kau mengigaukan nama Moon Geunyoung. Siapa dia?'' tanya Minho mengernyit.
''Dia…,” Taemin sempat terhenti “…sahabatku,'' jawab Taemin sambil tersenyum berseri, seolah bebannya yang selama ini selalu memberatkan pikirannya, kini hilang sudah.
''Sahabatmu? Lalu dimana dia? Kenapa tak kau kenalkan pada kami?'' tanya Key dan Onew hampir bersamaan memasang wajah cemburu.
''Tak mungkin Hyung, sekarang dia ada di sana!'' tunjuk Taemin ke arah bintang ufuk barat. ''Dia di surga!''
-end-
5 ♥♥♥:
Oh it's so bad i can't read it awwwwwww
hello~ akhirnya aku baca FFmu jg tho ^.^
ternyata si cewenya yg makhluk luar angkasa itu beneran dari luar angkasa?
ato tu cewe dah meninggal?
ga gitu ngerti 100% sih, tapi karena bacanya sambil dihayatin *halah* perasaan si Taemin itu kena jg di aku hehehe..
oh ya ngmg2 soal lomba bikin FF..
castnya harus Taemin ya?
nanti kalo bisa aku ikutan ah hahaha~~
the ff is so sad...lol...
she died already???
taemin ah!!be strong...
i like ur ff...
daebak....
@Rin Hyun-ah... Makasi sudah sempet bela-belain dateng ke blog ini. No saranghae ^_^
@♥κʏмιинσ♥: Gumawo yo...Hontou ni arigatou gozaimasu *sheding of tears*
The FF is so sad :-(
Are She die ?????
I like your ff
Post a Comment
Your comment is just like oxygen!